Liburan keluarga Ayu Ting Ting di Amsterdam masih menuai kritikan. Salah satunya membahas soal bekal unik yang dibawa oleh Umi Khalsum cs.
“Ibu sengaja bikin rendang dan ikan teri,” ujar Ayu. “Ibu juga bawa rice cookers kecil untuk makan nasi karena kebetulan ayah makannya susah. Maklum lidah ‘Perancis’ (Perapatan Ciamis).”
Sejumlah netter langsung tertawa dengan jawaban Ayu. Tak sedikit yang menganggap keluarga Ayu sengaja mengirit dan bukan karena susah makan.
“Iritt saii..pan di eropa makanan pada mahal,” celetuk netter di postingankomentatorpedas. “Beras nya gak sekalian bawa juga ? Biar kayak org mudik gitu hihi,” sindir yang lainnya.
“Biasanya orang ke tempat baru justru wisata kuliner,” tutur yang lainnya. “Orang kaya kok nggak mampu beli nasi di belanda, hahaha,” canda netizen.
Mencari pekerjaan di zaman sekrang ini gampang-gampang susah.
Terlebih semakin waktu berjalan, angka pengangguran pun semakin banyak.
Tiap tahunnya, jutaan lulusan SMA maupun perguruan tinggi juga harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
Mereka harus berusaha melamar ke berbagai perusahaan yang sesuai dengan keinginan dan kompetensi yang dimiliki.
Setiap hari mereka berselancar di internet untuk mencari lowongan pekerjaan.
Meskipun bukan perusahaan yang terkenal, mereka akan mencoba melamar, yang penting bisa dapat kerja.
Nah, tingginya minat lowongan pekerjaan ini kadang dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.
Biasanya, perusahaan bodong ini menyebarkan informasi lowongan kerja di internet, atau mengirimkan melalui email atau SMS.
Yang celakanya, banyak para pencari kerja yang mudah terperdaya dengan lowongan pekerjaan ini.
Seperti yang diungkapkan oleh akun YouTube yang membagikan kisahnya saat melakukan wawancara di sebuah perusahaan.
Akun Youtube bernama Anton Hermawan ini membagikan pengalamannya saat melakukan wawancara di sebuah perusahaan yang mencurigakan.
Dalam video tersebut, ia merekam sendiri aktivitas wawancara melalui kamera telepon genggam yang ia sembunyikan di saku kemejanya.
Terlihat beberapa orang hilir mudik di dalam kantor yang bertempat di ruko itu.
Jejeran meja pun tertata di ruangan yang tak begitu luas.
Tak lama, ia pun dipanggil untuk melakukan wawancara, dengan membawa kamera tersembunyinya yang masih menyala.
Ia diwawancara oleh seorang wanita.
Diketahui ia sengaja datang langsung dari Garut untuk melakukan wawancara.
“kemarin dari Garut, tapi sekarang lagi numpang dulu sama kaka di Depok,” kata Anton.
Anehnya, si wanita peawancara itu malah langsung menawarkan lokasi penempatan kerja, yakni di Depok karena dekat dengan rumah Kakak Anton.
Seharusnya, dalam sesi wawancara, si pelamar diminta untuk memperkenalkan diri dahulu.
Keanehan lainnya, Anton langsung diminta bersedia langsungkerja dengan alasan butuh cepat, tanpa ada proses wawancara lebih mendalam.
Anton juga dijanjikan mendapatkan gaji Rp 3,5 juta dan mendapatkan uang harian.
Selain itu, ia juga langsung ditawari tandatangan kontrak.
Ia juga diminta untuk bersedia menjalani training keesokan harinya.
Yang membuat kaget, si pewawancara langsung meminta uang sebesar Rp 300 ribu dengan dalih untuk proses data.
Uang itu katanya untuk jaminan, dan akan dikembalikan setelah mulai bekerja.
Anton pun mengaku tidak membawa uang, dan hanya membawa uang receh Rp 30 ribu.
Lantas, uang Rp 30 ribu itu diberikan ke si pewawancara.
“besok bisa gak datang lagi bawa uang RP 30 0ribu nya sambil tanda tangan kontrak kerja? jadi uangnya kan dikembalikan lagi, sebagai pengganti tes hitungannya. jadi gak ada medical check up dan psikotes,” kata si pewawancara.
Selain itu, ia juga diminta untuk membayar biaya training sebesar Rp 500 ribu.
Saat Anton meminta kartu nama, si pewawancara tak bisa memberikanya dengan alasan sudah habis.
Usai wawancar,a ia pun bergegas keluar gedung itu.
Di akhir-akhir video, ia pun memperlihatkan semacam tanda bukti pembayaran yang sudah membayar Rp 300 ribu.
Dan dalam bukti pembayaran itu, tidak dilengkapi dengan cap perusahaan.
Belum diketahui secara pasti lokasi dan perusahaan yang dimaksud dalam video itu.
Namun, dari video ini bisa diambil pelajaran bagi para pencari kerja untuk lebih hati-hati dalam mencari pekerjaan.
Martha Bate (82) panik setelah mengetahui sang suami terlibat perkelahian di Kotamobagu.
Sambil menangis, ia mendatangi tetangganya yang berada di depan rumahnya.
Badannya gemetar, sementara dari mulutnya terus memanggil nama suaminya.
“Oh Tuhan, kita p laki itu eh,” ujar Vicky Walangitan, tetangga Oma Martha, menirukan perkataan perempuan yang biasa disapa Neng itu.
“Oma Neng tadi siang pergi ke Kotamobagu. Dia dijemput sopir, teman Sofian. Oma Neng terlihat sangat khawatir. Sebelum di jemput dia sempat masuk di rumah kami dan berbicara dengan orangtua saya,” kata dia.
Ketika teman Sofian yang menjemputnya datang, Martha berpesan untuk menitipkan rumahnya.
“Oma meminta tolong untuk menitipkan rumahnya,”kata dia.
Terpantau, Sabtu (8/4), pintu rumah Martha tertutup rapat, namun dua jendela yang terbuka.
Kisah Martha yang berusia 82 tahun menikahi pemuda berumur 28 tahun, Sofian Lahondel, Februari lalu, sempat menghebohkan masyarakat.
Kabar terakhir dari sang suami, Sofian terlibat adu jotos dengan IM (48), warga Kotobangun, Kotamobagu, Jumat (7/4) sekitar pukul 21.00 Wita.
Mereka berkelahi di bengkel tempat tampal ban di depan mini market di perempatan Kelurahan Kotobangun.
Sofian mengaku tersinggung dengan perkataan IM yang menyindir dia. “So kaweng deng bos so banya doi, tapi istri so tua (Sudah menikah dengan bos banyak duit, tapi istri sudah tua),” ujar Sofian menirukan perkataan IM saat melapor ke Polsek Urban Kotamobagu.
Semula, Sofian mengaku hanya mau lewat bengkel itu malam itu.
IM dan temannya yang sedang minum minuman beralkohol kemudian mengajaknya bergabung.
Sofian mengaku sempat menolak.
Namun karena tak enak hati, ia pun kemudian minum dua gelas.
Saat itulah terucap dari mulut IM tentang oma Martha yang menyinggung perasaan Sofian.
Keduanya kemudian terlibat adu jotos.
Hal tak terduga, kemudian dilakukan IM.
Ia pulang ke rumahnya yang tak jauh dari bengkel.
Ternyata IM mengambil pisau dan kemudian kembali menemui Sofian.
Ia menyabetkan pisau itu ke suami oma Martha itu.
Sofian pun kaget dan tak bisa menghindari sabetan pisau IM.
Alhasil, bagian dadanya terluka.
Tak hanya itu, tangan kana yang ia pakai untuk menangkis sabetan juga tergores sepanjang 10 centimeter.
Rekan IM dan Sofian yang berada di lokasi kejadian berusaha melerai Sofian dan IM.
Sofian kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Urban Kotamobagu.
IM kemudian diamankan Tim Bogani yang dipimpin Bripka Toto Suryawan Monoarfa.
“IM sempat melarikan diri. Tapi berhasil kami amankan di dalam sebuah klub malam,” ujar Toto.
Kepala Polsek Urban Kotamobagu Ruswan Buntuan mengatakan, IM kemudian menjalani pemeriksaan dan ditahan dalam sel.