Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More
Showing posts with label Al-Qur'an. Show all posts
Showing posts with label Al-Qur'an. Show all posts

Wednesday, August 2, 2017

Larangan Keras Al-Qur'an Merebut Suami atau Istri Orang, Ini Akibatnya!

Dari Abî Hurairah –radhiyallâhu 'anhu- ia berkata: "Rasulullâh – shallallâhu 'alaihi wa sallam – bersabda: 'Siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami, dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami'". [Hadîts shahîh diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzâr, Ibn Hibbân, Al-Nasâ-î dalam al-Kubrâ dan Al-Baihaqî].


Teks Hadîts
Rasulullâh –shallallâhu 'alaihi wa sallam – bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: (( مَنْ خَبَّبَ عَبْدًا عَلَى أَهْلِهِ فَلَيْسَ مِنَّا، وَمَنْ أَفْسَدَ اِمْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا )) [حديث صحيح رواه أحمد والبزار وابن حبان والنسائي في الكبرى والبيهقي]

Takhrîj Hadîts

Hadîts ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad [juz 2, hal. 397], Al-Bazzâr [lihat Mawârid al-Zham'ân juz 1, hal. 320], Ibn Hibbân dalam shahîh [juz 12, hal. 370], Al-Nasâ-î dalam Al-Sunan al-Kubrâ [juz 5, hal. 385], dan Al-Baihaqî dalam Al-Sunan al-Kubrâ [juz 8, hal. 13], juga dalam Syu'abu al-Îmân [juz 4, hal. 366, juz 7, hal. 496].

Syekh Nâshir al-Dîn al-Albânî menilai hadîts ini sebagai hadîts shahîh [Silsilah al-Ahâdîts al-Shahîhah hadîts no. 325].

Kandungan Hadîts

Secara garis besar hadîts ini berisi kecaman keras terhadap dua perbuatan, yaitu:
1. Mengganggu seorang pelayan, atau pembantu atau budak yang telah bekerja pada seorang tuan, sehingga hubungan di antara pelayan dan tuannya menjadi rusak, lalu sang pelayan pergi meninggalkan tuannya, atau tuannya memecat dan mengusir sang pelayannya.

2. Mengganggu seorang wanita yang berstatus istri bagi seorang lelaki, sehingga hubungan di antara suami istri itu menjadi rusak, lalu sang istri itu meminta cerai dari suaminya, atau sang suami menceraikan istrinya.

Bentuk-Bentuk Gangguan dan Tindakan Merusak

Ada beragam bentuk dan cara seseorang merusak hubungan diantara suami istri, di antaranya adalah:

1. Berdoa dan memohon kepada Allâh –subhânahu wa ta'âlâ- agar hubungan seorang wanita dengan suaminya menjadi rusak dan terjadi perceraian di antara keduanya.

2. Bersikap baik, bertutur kata manis dan melakukan berbagai macam tindakan yang secara lahiriah baik, akan tetapi, menyimpan maksud merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya (atau sebaliknya). Perlu kita ketahui terkadang sihir itu berupa tutur kata yang memiliki kemampuan "menghipnotis" lawan bicaranya. Rasulullâh –shallallâhu 'alahi wa sallam- bersabda: "Sesungguhnya sebagian dari sebuah penjelasan atau tutur kata itu adalah benar-benar sihir". (H.R. Bukhârî dalam al-Adab al-Mufrad, Abû Dâwud dan Ibn Mâjah. Syekh Albânî menilai hadîts ini sebagai hadîts hasan [silsilah al-ahâdîts al-shahîhah, hadîts no. 1731]).

3. Memasukkan bisikan, kosa kata yang bersifat menipu dan memicu, serta memprovokasi seorang wanita agar berpisah dari suaminya (atau sebaliknya), dengan iming-iming akan dinikahi olehnya atau oleh orang lain, atau dengan iming-iming lainnya. Perbuatan seperti ini adalah perbuatan tukang sihir dan perbuatan syetan (Q.S. Al-Baqarah: 102). Rasulullâh –shallallâhu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Sesungguhnya Iblis menempatkan singgasananya di atas air, lalu menyebar anak buahnya ke berbagai penjuru, yang paling dekat dengan sang Iblis adalah yang kemampuan fitnahnya paling hebat di antara mereka, salah seorang dari anak buah itu datang kepadanya dan melapor bahwa dirinya telah berbuat begini dan begitu, maka sang Iblis berkata: 'kamu belum berbuat sesuatu', lalu seorang anak buah lainnya datang dan melapor bahwa dia telah berbuat begini dan begitu sehingga mampu memisahkan antara seorang suami dari istrinya, maka sang Iblis menjadikan sang anak buah ini sebagai orang yang dekat dengannya, dan Iblis berkata: 'tindakanmu sangat bagus sekali', lalu mendekapnya". (H.R. Muslim [5032]).

4. Meminta, atau menekan secara terus terang agar seseorang wanita meminta cerai dari suaminya atau agar seorang suami menceraikan istrinya dengan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari'at. Rasulullâh –shallallâhu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Tidak halal bagi seorang wanita meminta (kepada suaminya) agar sang suami mencerai wanita lain (yang menjadi istrinya) dengan maksud agar sang wanita ini memonopli 'piringnya', sesungguhnya hak dia adalah apa yang telah ditetapkan untuknya". (Hadîts muttafaq 'alaih).

Bentuk-bentuk seperti ini sangat tercela, dan termasuk dosa besar jika dilakukan oleh seseorang kepada seorang wanita yang menjadi istri orang lain, atau kepada seorang lelaki yang menjadi suami orang lain.

Dan hal ini semakin tercela lagi jika dilakukan oleh seseorang yang mendapatkan amanah atau kepercayaan untuk mengurus seorang wanita yang suaminya sedang pergi atau sakit dan semacamnya. Sama halnya jika dilakukan oleh seorang wanita yang mendapatkan amanah atau kepercayaan untuk mengurus keluarga seorang lelaki yang istrinya sedang pergi atau sakit dan semacamnya.

Rasulullâh –shallallâhu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Keharaman wanita (istri yang ditinggal pergi oleh) orang-orang yang berjihad bagi orang-orang yang tidak pergi berjihad (yang mengurus keluarga mujahid) adalah seperti keharaman ibu-ibu mereka, dan tidak ada seorang lelaki pun dari orang-orang yang tidak pergi berjihad yang mengurus keluarga orang-orang yang pergi berjihad, lalu berkhianat kepada orang-orang yang pergi berjihad, kecuali sang pengkhianat ini akan dihentikan (dan tidak diizinkan menuju surga) pada hari kiamat, sehingga yang dikhianati mengambil kebaikan yang berkhianat sesuka dan semaunya". (H.R. Muslim [3515]).

Salah satu bentuk pengkhianatan yang dimaksud dalam hadîts Muslim ini adalah merusak hubungan keluarga sang mujahid, sehingga bercerai dari suaminya.

Bentuk pengkhianatan yang lebih besar lagi adalah –na'ûdzu billâh min dzâlik- berzina dengan keluarga sang mujahid.

Termasuk dalam pengertian mujahid ini adalah seseorang yang mendapatkan tugas dakwah, atau menunaikan ibadah haji atau umrah, atau bepergian yang mubah, lalu menitipkan urusan keluarganya (istri dan anak-anaknya) kepada orang lain. Dalam hal ini, jika yang mendapatkan amanah berkhianat, maka, ia termasuk dalam ancaman hadîts Muslim ini.

Mirip-mirip dengan hal ini adalah jika ada seseorang yang karena kapasitasnya, mungkin karena ia adalah seorang tokoh, atau pimpinan sebuah organisasi atau kiai, atau ustadz, atau semacamnya yang diamanahi untuk mendamaikan hubungan orang lain yang sedang rusak atau terancam rusak, akan tetapi, ia malah mengkhianati amanah ini.

Hukum Merusak Rumah Tangga Orang Lain

A. Hukum Ukhrawî

Para ulama' bersepakat bahwa hukum mengganggu dan merusak hubungan sebagaimana dimaksud dalam hadîts nabi di atas adalah haram (lihat al-mausû'ah al-fiqhiyyah, pada bâb takhbîb), maka siapa saja yang melakukannya, maka ia mendapatkan dosa dan diancam siksa di neraka.

Bahkan Imam Al-Haitsamî mengkategorikan perbuatan dosa ini sebagai dosa besar.

Dalam kitabnya Al-Zawâjir 'an Iqtirâf al-Kabâir beliau menyebutkan bahwa dosa besar yang ke 257 dan 258 yaitu merusak seorang wanita agar terpisah dari suaminya dan merusak seorang suami agar terpisah dari istrinya.

Alasannya, hadîts nabi –shallallâhu 'alaihi wa sallam – di atas menafikan pelaku perbuatan merusak ini dari bagian umat beliau, dan ini terhitung sebagai ancaman berat. Juga para ulama' sebelumnya, secara sharîh (jelas) mengkategorikannya sebagai dosa besar. (lihat Al-Zawâjir juz 2, hal. 577).

B. Hukum Duniawi

Ada dua hukum duniawi terkait dengan hadits ini, yaitu:

1. Jika ada seorang lelaki yang merusak hubungan seorang wanita dari suaminya, lalu sang wanita itu meminta cerai dari suaminya, dan sang suami mengabulkannya, atau jika ada seorang lelaki merusak hubungan seorang wanita dari suaminya, lalu sang suami marah dan menceraikan istrinya, lalu sang lelaki yang merusak ini menikahi wanita tersebut, apakah pernikahannya sah?

Jumhur ulama' berpendapat bahwa pernikahan sang lelaki perusak dengan wanita korban tindakan perusakannya adalah sah. Alasannya adalah karena wanita tersebut tidak secara eksplisit terhitung sebagai muharramât (wanita-wanita yang diharamkan baginya).

Namun, ulama' Mâlikiyyah memiliki pendapat yang berbeda dengan Jumhur. Mereka berpendapat bahwa pernikahan yang terjadi antara seorang lelaki perusak dengan wanita yang pernah menjadi korban tindakan perusakannya harus dibatalkan, baik sebelum terjadi akan nikah di antara keduanya atau sudah terjadi. Alasan Mâlikiyyah dalam hal ini adalah:

i. Demi menerapkan hadîts yang menjadi kajian kita kali ini.

ii. Agar tidak menjadi preseden buruk bagi munculnya kasus-kasus lain yang serupa, demi menjaga keutuhan rumah tangga kaum muslimin.

iii. Hal ini terhitung dalam kategori kaidah fiqih: man ta'ajjala syai-an qabla awânihi 'ûqiba bihirmânihi (siapa yang terburu-buru mendapatkan sesuatu sebelum saatnya, maka ia dihukum dengan tidak diperkenankan mendapatkan sesuatu itu). Kaidah ini pada asalnya berlaku bagi seseorang yang melamar dengan kata-kata sharîh seorang wanita yang masih dalam masa iddah (tunggu) pasca kematian suaminya. (Q.S. Al-Baqarah: 235). Logikanya, jika melamar dengan kata-kata sharîh terhadap seorang wanita yang masih dalam masa iddah karena kematian suaminya saja tidak dibenarkan, padahal dalam hal ini tidak ada aspek perusakan yang berakibat terciptanya perceraian wanita itu dari suaminya (karena memang suaminya telah meninggal), maka, jika ada seseorang yang merusak seorang wanita yang masih bersuami, sehingga tercipta perceraian wanita itu dari suaminya, hukumnya tentunya lebih berat daripada yang dimaksud dalam kaidah fiqih ini. Untuk itulah, jika akan terjadi pernikahan antara sang lelaki perusak hubungan dengan wanita "korban" tindakan perusakannya, maka, hal ini harus dicegah, dan jika sudah kadung terjadi pernikahan di antara keduanya, maka, pernikahan itu harus dibatalkan.

Yang lebih menarik lagi dari pendapat Mâlikiyyah ini adalah: ada sebagian dari ulama' Mâlikiyyah yang berpendapat bahwa wanita "korban" tindakan perusakan seorang lelaki, menjadi haram selamanya bagi sang lelaki perusak tersebut.

Perbedaan pendapat ini kami sebutkan di sini sebagai peringatan keras bagi siapa saja agar tidak melakukan perbuatan seperti ini, walaupun, secara hukum fiqih, pendapat Jumhur lebih kuat, akan tetapi, pendapat Mâlikiyyah, perlu kita jadikan sebagai cambuk peringatan.

2. Jika ada seseorang yang melakukan perbuatan terlarang ini, adakah ia perlu mendapatkan hukuman di dunia?

Para ulama' berpendapat bahwa perbuatan terlarang seperti ini, jika ada yang melakukan, maka hakim berwewenang menjatuhkan ta'zîr (hukuman yang ketentuannya ditetapkan oleh hakim atau penguasa) dengan syarat tidak melebihi bobot 40 cambukan.

Di antara mereka ada yang berpendapat, hukumannya adalah kurungan penjara sampai ia menyatakan tobat atau meninggal dunia (sebagian penganut Mazhab Hanafî)

Di antara mereka ada yang berpendapat, cukup diberi cambukan keras saja, dipublikasikan perbuatannya, agar orang waspada darinya dan agar orang lain mengambil ibrah (sebagian penganut madzhab Hanbalî).

Catatan Lain

Ada satu hal yang menarik untuk dicatat di sini, yaitu tentang sikap para ulama' saat menyebutkan hadîts ini.

Sebagian mereka mencantumkan hadîts yang sedang kita kaji ini dalam bab "orang yang merusak hubungan suami istri", tanpa embel-embel ancaman dalam kalimat babnya. Seperti yang dilakukan oleh Imam Al-Nasâ-î dan Al-Bazzâr.

Akan tetapi, ada sebagian dari mereka yang mencantumkan hadîts yang sedang kita kaji ini dalam bab yang mengandung kalimat ancaman, seperti: al-zajr (penjelasan untuk membuat jera), al-tasydîd (peringatan keras), sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ibn Hibbân dan Imam Al-Baihaqî.

Yang menarik adalah ada sebagian ulama' yang mengkategorikan hadîts ini ke dalam bab makar dan tipu daya, sebagaimana yang dilakukan oleh kitab kanz al-'Ummâl.

Semoga kita semua terhindar dari perbuatan yang sangat tercela ini, amin.


Sumber: dakwatuna.com
Share:

Thursday, July 27, 2017

Inilah Bukti Al Qur'an Sebagai Petunjuk Apapun Keluhan Dan Masalahmu

"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur'an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami ; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Qs. Al-A'raf ayat : 52)


Dalam perjalanannya, manusia kerap kali dirundung masalah (Keluhan Manusia). Dan seringkali, karenanya, manusia tersesat tanpa arah. Banyak faktornya. Namun ketetapan adalah ketetapan. Tidak ada satupun manusia didunia ini yang meminta kepada Allah untuk hidup susah, betul kan? Namun sayangnya, ketika kesusahan dan musibah melanda, ternyata manusia memborong sejuta keluhan, "kenapa begini ,kenapa jadi begitu ",sejuta permintaan," Perkenankanlah ini ya Allah! kabulkan itu ya Allah!", dan hanya mengucap satu kata syukur. Apakah kalau begitu, kita harus begitu saja pasrah?

Eh !! Tidak semudah itu. Banyak ayat suci, dan saya yakin semua keyakinan pun mengajarkan, bahwa keputusasaan adalah sesuatu yang buruk, dan harus dihindari. Inti dari semua masalah adalah agar manusia semakin memahami fitrahnya. Memahami apa yang harus dicari selama hidup. Lantas bagaimana dengan mereka yang tertimpa kesusahan? Hidup dalam kemiskinan? Hidup dalam kepungan kesedihan? demikian seperti yang dilansir dari kabarmuslimah

Sebagai pegangan hidup seorang muslim, Al - Qur'an telah menjelaskan banyak hal. Tidak hanya ritual ibadah semata. Ekonomi, perdagangan, keluarga, peribadi ideal seorang muslim hingga pengelolaan negara pun ada didalamnya. Terdapat pula ayat-ayat Qura'an, yang menjawab keluhan-keluhan utama, ketika manusia mendapat ujian ataupun musibah. Dan ini lah jawaban Allah yang terkadang tak kita sadari sudah Allah jawab melalui Firman-Nya.

"ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan (ayat-ayat) kitab yang menjelaskan. Inilah ayat-ayat Al Quran yang menerangkan." (Qs. Asy-Syu'ara ayat : 1-2).

KENAPA AKU DIUJI ??

Al – QUR'AN MENJAWAB :
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Qs. Al-Ankabut ayat : 2-3)

KENAPA AKU TAK MENDAPAT APA YANG AKU INGINKAN ??

Al – Qur'an MENJAWAB :
".Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" (Qs. Al-Baqarah ayat : 216)

KENAPA UJIANKU SEBERAT INI ??

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya…" (Qs. Al-Baqarah ayat : 286)

KENAPA HARUS FRUSTASI ??

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman" (Qs. Al-Imran ayat : 139)

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA ???

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'" (Qs. Al-Baqarah ayat : 45)

APA YANG AKU DAPAT ???

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan jannah untuk mereka…" (Qs. At-Taubah ayat : 111)

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP ???

Al-Qur'an MENJAWAB :
"..Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal" (Qs. At-Taubah ayat : 129)

AKU TAK SANGGUP !!!

Al-Qur'an MENJAWAB :
"….dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir." (Qs. Yusuf ayat : 87)

AKU SEDIH !!!

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu…" (Qs. Al-Baqarah ayat : 2)

DOSA KU TERLALU BANYAK !!!

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Az-Zumar ayat : 53)

SIAPA LAGI YANG AKAN MELINDUNGI KU??

Al-Qur'an MENJAWAB :

"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (Qs. Al-Baqarah ayat : 257)

AKU INGIN MENCARI KEDAMAIAN !!

Al-Qur'an MENJAWAB :

"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Qs. Al-Maidah ayat : 16)

AKU TERTEKAN !!!

Al-Qur'an MENJAWAB :
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Qs. Ar-Ra'd ayat : 28)

AKU INGIN CINTA DAN KETENANGAN !!!

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Qs. Ar-Ruum ayat : 21)

KEMANA TEMAN – TEMAN KU ??

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" (Qs.Qaaf ayat : 16)

TAK ADA YANG MENGHARGAIKU !!!

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)." (Qs. Al-Insaan ayat : 22)

AKU TAKUT AKAN APA YANG TELAH KUPERBUAT !

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?…" (Qs. Ali Imran ayat : 135)

AKU LELAH HIDUP SERBA SUSAH DAN SULIT !!

Al-Qur'an MENJAWAB :
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (Qs. Alam Nasyrah ayat : 5)

dan segudang pertanyaan lagi yang keseluruhannya pun dapat dijawab oleh Sang Pemilik Semesta Alam. Nah, cukup jelaslah bahwa Allah-lah yang memberi kita cobaan permasalahan, pastilah Allah akan menurunkan pertanyaan beserta jawabannya! Hanya Allah sandaran manusia, yuk kita mulai pelajari Al-Qur'an dengan segenap hati karena Al-Qur'an lah pedoman hidup sekarang.

Barakallah
Share:

Friday, June 16, 2017

Al-Qur'an Obat Fisik dan Jiwa

Semua ayat Al-Qur`an adalah obat yang bisa menyembuhkan. Namun, ada beberapa ayat atau surat dari Al-Qur`an yang lebih dikhususkan karena memiliki keutamaan sebagai pbat penyembuh, misalnya surat Al-fatihah. Allah berfirman
ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata
ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ

“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yanh shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).

Kisah Pengobatan Penyakit Jasmani Menggunakan Al Qur’an

Berikut kisah pengobatan penyakit fisik/jasmani dengan menggunakan Al-Fatihah. Kisah ini berasal dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri yang sedang mengobati dengan membacakan bacaan ruqyah kepada orang yang hampir lumpuh karena terkena sengatan kalajengking. Beliau menggunakan Al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah dan ternyata atas izin Allah hal tersebut berhasil menyembuhkannya.

Berikut kisahnya dalam hadits,
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﺳَﻌِﻴﺪٍ ﺍﻟْﺨُﺪْﺭِﻯِّ ﺃَﻥَّ ﻧَﺎﺳًﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻓﻰ ﺳَﻔَﺮٍ ﻓَﻤَﺮُّﻭﺍ ﺑِﺤَﻰٍّ ﻣِﻦْ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀِ ﺍﻟْﻌَﺮَﺏِ ﻓَﺎﺳْﺘَﻀَﺎﻓُﻮﻫُﻢْ ﻓَﻠَﻢْ ﻳُﻀِﻴﻔُﻮﻫُﻢْ . ﻓَﻘَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻬُﻢْ ﻫَﻞْ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﺭَﺍﻕٍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺳَﻴِّﺪَ ﺍﻟْﺤَﻰِّ ﻟَﺪِﻳﻎٌ ﺃَﻭْ ﻣُﺼَﺎﺏٌ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻧَﻌَﻢْ ﻓَﺄَﺗَﺎﻩُ ﻓَﺮَﻗَﺎﻩُ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻓَﺒَﺮَﺃَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓَﺄُﻋْﻄِﻰَ ﻗَﻄِﻴﻌًﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﻨَﻢٍ ﻓَﺄَﺑَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻘْﺒَﻠَﻬَﺎ . ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺫْﻛُﺮَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻠﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .- ﻓَﺄَﺗَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓَﺬَﻛَﺮَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟَﻪُ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﺭَﻗَﻴْﺖُ ﺇِﻻَّ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ . ﻓَﺘَﺒَﺴَّﻢَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ‏« ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭَﺍﻙَ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺭُﻗْﻴَﺔٌ ‏» . ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺧُﺬُﻭﺍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮﺍ ﻟِﻰ ﺑِﺴَﻬْﻢٍ ﻣَﻌَﻜُﻢْ »

“Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, ‘Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.’ Di antara para sahabat lantas berkata, ‘Iya ada.’ Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al-Fatihah. Pembesar tersebut pun sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas tersenyum dan berkata, ‘Bagaimana engkau bisa tahu Al-Fatihah adalah ruqyah?’ Beliau pun bersabda, ‘Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian’” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesembuhan Dari Al Qur’an Tergantung Kadar Keimanan
Keberhasilan pengobatan dengan Al-Qur`an sangat terkait dengan keimanan, kalau tidak sembuh bukan Al-Qur`annya yang salah, tetapi keimanan orang yang menggunakan Al-Qur'an yang kurang. Bisa jadi ada orang yang terlihat shalih tetapi kita tidak tahu keimanannya. Hal ini mencakup baik yang mengobati dan yang diobati. Jadi jika ada orang yang terkena penyakit karena disengat kalajengking atau yang lebih ringan misalnya disengat tawon, kemudian ada yang membacakan Al-Fatihah namun ternyata tidak sembuh. Maka jangan salahkan Al-Fatihah jika tidak sembuh, tetapi salahkan tangan lemah yang tidak mahirmemegang pedang tajam. Jika iman, amal, dan tawakkal sebaik Abu Sa’id Al-Khudri maka kita bisa berharap penyakit tersebut sembuh.

Ada beberapa ayat lainnya yang juga memiliki keutamaan sebagai obat dari penyakit fisik dan jiwa, misalnya surat Al-Muwadzatain, Al-Falaq, An-Naas, dan ayat kursi untuk mengobati sihir. Selain itu, masih banyak ayat lain yang memiliki keutamaan masing-masing. Demikian semoga bermanfaat.

@Yogyakarta Tercinta
Share:

Saturday, January 9, 2016

Al-Qur'an Dibukukan Pada Zaman Khalifah

Keberadaan Al-Qur'an yang merupakan kitab pedoman hidup umat muslim saat ini mempunyai sejarah yang patut juga untuk diketahui. Al-Qur'an mulai dibukukan pada zaman khalifah, bukan pada masa Nabi Muhammad mengajarkan Islam. Di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad dalam hal menerima wahyu mengalami berbagai macam cara dan keadaan. Pada masa itu belum ada kertas seperti saat ini, orang menggunakan kulit binatang, batu yang tipis, pelepah kurma dan tulang binatang untuk ditulis dan menghafal sesuatu untuk selalu bisa diingat. Bangsa Arab mempunyai daya ingat yang sangat kuat.

Seiring dengan berjalan waktu Al-Qur'an mulai ditulis pada zaman Nabi Muhammad namun belum dibukukan. Selain menyuruh banyak orang untuk menghafal Al-Qur'an, Nabi juga menyuruh untuk menulisnya. Penulis-penulis beliau yang terkenal adalah; Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan Mu'awiyyah.

Abu Bakar menjadi khalifah pertama setelah nabi Muhammad wafat. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi peperangan sehingga banyak para penghafal Al-Qur'an yang meninggal. Umar bin Kahtab khawatir akan hal itu dan menyarankan khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an. Khalifah Abu Bakar meminta Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis di daun, pelepah kurma, batu, tulang binatang, tanah keras dan dari penghafal-penghafal Al-Qur'an. Kemudian Zaid bin Tsabit mulai menulis dalam lembaran-lembaran dan diikat dengan benar, tersusun menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah.
Mushhaf ini disimpankan oleh Abu Bakar dan dipindahkan ke rumah Umar Bin Khattab. Sesudah khalifah Umar bin Khattab meninggal, Mushhaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar, istri Rasulullah.

Khalifah Utsman bin Affan meneruskan pemerintahan Umar bin Khattab dan ajaran Islam telah mulai meluas ke Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Pada masa itu ada Huzaifah bin Yaman, ketika ikut dalam pertempuran di Armenia, beliau mendengar ucapan seorang muslim kepada temannya: "Bacaan saya lebih baik dari bacaanmu". Beliau pun melaporkannya kepada khalifah Utsman dan kemudian khalifah Utsman bin Affan meminta kepada Hafsah binti Umar untuk memberikan lembaran-lembaran Al-Qur'an yang ada padanya untuk dibukukan.
Khalifah Utsman bin Affan membentuk panitia yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit yang bertugas menyalin dari lembaran-lembaran tadi menjadi sebuah buku. Al-Qur'an yang telah dibukukan pada saat itu dinamai dengan "Al-Mushhaf", dan oleh panitia saat itu ditulis lima buah Al-Mushhaf. Empat buah di antaranya dikirim ke Mekah, Syria, Basrah, dan Khufah, agar di tempat-tempat itu disalin pula. Satu Al-Mushhaf tetap tinggal di Madinah untuk khalifah Utsman sendiri, itulah yang dikenal dengan "Mushhaf Al Iman"

Share:

Wednesday, September 4, 2013

Keajaiban Bahasa Arab dalam Al-Qur'an

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda bahwa setiap nabi Allah mempunyai mukjizat yang meyakinkan. Sebuah mukjizat yang membuat orang-orang yang melihatnya, walaupun mereka tidak mengakuinya dengan lidah mereka, tetapi hati mereka mengakui bahwa mukjizat itu datang dari Tuhan. Jadi mereka yakin bahwa orang itu seorang nabi Tuhan.
Misalnya, Musa diberi mukjizat dapat membelah Laut Merah. Dan ketika Fir’aun melihatnya, sebenarnya ia tahu bahwa Musa memang nabi Tuhan. Ketika hampir tenggelam, dia berkata "Sekarang saya beriman kepada-Mu Tuhan", namun taubatnya sudah tidak lagi diterima Allah. Misalnya Nabi Isa bisa menyembuhkan orang-orang yang sakit, ia menyembuhkan penderita kusta, menyembuhkan orang buta, bahkan orang yang sudah mati dapat dibangkitkan olehnya atas izin Tuhan.
Tapi Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: "Aku telah diberikan Al’Quran dan aku berharap karenanya, ada lebih banyak orang yang masuk agamaku daripada nabi lainnya." Beberapa dari kalian mungkin berkata: "Bagaimana mungkin Al-Qur'an adalah mukjizat?" Namun, jika anda membaca tulisan sebelumnya, maka anda tahu bahwa Al’Quran tetap utuh dan asli selama ribuan tahun. Ini sesuatu yang luar biasa.
Tapi sesuatu yang luar biasa bukan berarti mukjizat. Jadi apa definisi mukjizat? Mukjizat adalah sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh proses alam. Dan mukjizat sangat berbeda dengan sihir karena ada banyak hal yang tidak bisa dilakukan penyihir. Seperti misalnya ketika Musa menghadap Fir’aun, mukjizat yang diberikan Tuhan kepada Musa adalah tongkatnya. Ketika ia melemparkan tongkat itu dan tongkatnya berubah menjadi ular, maka Firaun berkata: "Para penyihirku juga bisa mengubah tongkatnya menjadi ular." Perlu diketahui bahwa para penyihir Fir’aun begitu ahli. Sihir di Mesir pada zaman itu merupakan kesenian yang telah mencapai puncaknya. Banyak masyarakat Mesir pada zaman itu yang terlibat dengan praktek-praktek sihir. Bahkan ada sejenis mantra sihir yang dapat menghidupkan para Fir’aun terdahulu yang telah mati untuk beberapa saat.
Jadi ia memanggil penyihirnya dan mengadakan kompetisi antara para penyihir melawan Musa. Para penyihir melalui sihir mereka berhasil menipu orang-orang yang berpikir bahwa tongkat mereka adalah ular. Tapi kemudian ketika Musa melemparkan tongkatnya dan menghancurkan sihirnya, dan para penyihir sendiri menyadari bahwa mukjizat Nabi Musa tidak bisa ditandingi penyihir mana pun.
Para penyihir terkejut, mereka tahu bahwa mukjizat Musajauh melampaui kemampuan mereka. Mereka tahu persis bahwa Nabi Musa mendapatkan mukjizat dari Tuhan. Bagi mereka itu adalah mukjizat yang meyakinkan.
Demikian pula di zaman Nabi Isa A.S. (Yesus), orang-orang Yahudi sangat terampil di bidang kedokteran. Tapi ketika Yesus datang dan dapat menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penyakit kusta, bahkan orang yang sudah mati bisa dihidupkan kembali olehnya. Karena mukjizat Nabi Isa A.S. (Yesus) yang luar biasa ini, maka mereka tahu bahwa mukjizatnya berasal dari Allah.
Jadi bagaimana mungkin sebuah kitab, yakni Al’Quran dapat menyaingi mukjizat Nabi-nabi yang lain seperti misalnya Nabi Musa A.S. dan Nabi Isa A.S. (Yesus)? Dan tentu saja bahwa setiap mukjizat hanya cocok untuk masa tertentu dan untuk bangsa tertentu. Mukjizat Nabi Musa hanya cocok untuk bangsa Mesir pada zaman itu, karena pada zaman itu mereka begitu mengagumi seni sihir.
Demikian pula, di zaman Nabi Isa A.S. (Yesus), orang-orang yang ahli dalam bidang kedokteran sangat terkesan dengan mukjizat Nabi Isa, sehingga mereka tahu bahwa mukjizatnya berasal dari Allah. Jadi mukjizat-mukjizat para nabi hanya cocok untuk zaman tertentu dan untuk kaumnya saja.
Namun Al-Qur'an adalah mukjizat untuk sepanjang masa. Dan mukjizat Al’Quran, bukanlah hanya pada bagian tertentu saja, namun dari segala aspeknya. Dan salah satu mukjizat Al’Quran adalah ayat-ayatnya, yang dapat menceritakan tentang alam ini, yang biasanya hanya diketahui di kalangan para ilmuwan. Al’Quran berisi informasi yang tidak mungkin diketahui orang pada masa 1.400 tahun yang lalu. Inilah mukjizat ilmiah dari Al’Quran, karena Al’Quran adalah pedoman bagi kita di pada zaman modern sekarang, seperti juga halnya Al-Qur'an merupakan pedoman pada zaman Nabi Muhammad S.A.W.
Tapi topik kita dalam tulisan ini bukanlah mukjizat ilmiah Al-Qur'an. Kita akan membahasnya dalam tulisan selanjutnya. Topik kita pada tulisan kali ini adalah tentang keajaiban bahasa Al-Qur'an.  

Kita tahu bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang hidup. Orang-orang masih berbicara dalam bahasa Arab pada zaman sekarang. Orang-orang zaman sekarang bisa memahami isi Al-Qur'an meskipun kitab ini telah berumur 1.400 tahun. Di dunia ini, mungkin hanya Al-Qur’an-lah satu-satunya kitab yang memiliki kelebihan ini, sebuah kitab yang sangat kuno tapi orang-orang masih dapat mengerti & memahami bahasanya.
Selanjutnya, saya ingin menjelaskan keadaan jazirah Arab pada zaman Nabi Muhammad S.A.W. Jazirah Arab pada zaman Nabi Muhammad adalah sebuah negeri dengan peradaban yang terbelakang. Tidak ada teknologi yang maju disana, bahkan kehidupan di Jazirah Arab pada masa Nabi Muhammad bersifat barbar. Orang-orang Arab pada masa itu sangat kejam. Kebiasaan mereka adalah membunuhi bayi-bayi perempuan. Mereka juga tidak punya jalan-jalan yang bagus, tidak ada bangunan yang bagus, semuanya serba terbelakang.
Satu-satunya peradaban yang mereka miliki adalah kemampuan berbahasa. Mereka sangat ahli dalam berbahasa. Bahkan, mereka menjuluki orang-orang non-Arab dengan sebutan ajmi” yang berarti orang bodoh dan bisu. Mereka juga sangat menyukai puisi. Bahkan mereka memiliki pasar untuk orang-orang yang suka berpuisi. Pasar itu bernama "wuhaz."
Perlu diketahui bahwa Nabi Muhammad S.A.W. buta huruf, dia bukan seorang yang berpendidikan, dia bukan seorang sastrawan, dan dia bukan seorang penyair. Namun dia dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya. Dan kemudian dia datang membawa ayat-ayat Al-Qur'an yang luar biasa kualitasnya. Ayat-ayat Al-Qur’an merupakan karya sastra yang sangat luar biasa dengan tata bahasa yang tidak dapat ditandingi orang-orang Arab manapun. Inilah bukti bahwa Al-Qur'an memang berasal dari Tuhan.
Dan Allah membuat tantangan. Tantangan yang pertama adalah karena orang-orang berkata: "Muhammad-lah yang mengarang-ngarang Al’Quran." Jadi ayat Al-Qur'an pun diturunkan Allah. Dalam surat ke Ath-Thuur dalam ayat 33-34
Ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya." Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar.” (Q.S. Ath Thuur:33-34)
Dan para orang-orang kafir Mekkah tidak mampu membuat sesuatu yang menandingi Al-Qur’an, maka kemudian Allah berfirman dalam surat Hud ayat 13-14
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar. Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?” (Q.S. Hud:13-14)
Dan ini tidak pernah dilakukan para penyair sebelumnya. Jika mereka diberi tantangan, maka mereka harus merespon sendiri, mereka tidak pernah meminta bantuan orang lain. Bagaimana mungkin anda bisa membuktikan bahwa anda adalah seorang penyair besar, jika anda meminta bantuan orang lain? Meskipun begitu, Allah berfirman bahwa mereka cukup membuat sepuluh surat saja dan mereka dapat memanggil kawan-kawan mereka untuk membantu. Tapi mereka masih tidak sanggup memenuhi tantangan ini.
Jadi Allah memberikan mereka tantangan yang sangat mudah. Di surat Al-Baqarah dalam ayat 23-24:
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Tuhan, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." 
(Q.S. Al-Baqarah:23-24)
Inilah tantangannya. Dan surat yang paling pendek adalah:
innaaa'thaynaakal kawtsar. fashalli lirabbika wanhar. inna syaani-aka huwal-abtar."  
(Q.S. Al-Kautsar)
Hanya tiga ayat namun orang-orang Arab manapun tidak mampu membuat tiga ayat saja yang seperti Al’Quran. Dan Allah berfirman bahwa selamanya tidak akan ada yang mampu menandingi Al’Quran.
Di surat Al-Isra’ dalam ayat 88:
"Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”(Al-Isra’:88)
Bagaimana mungkin Nabi Muhammad yang buta huruf, tidak pandai berpuisi, namun dia dapat menghasilkan sebuah karya yang tak tertandingi, yang begitu indah, dan begitu fasih, bahkan para ahli dari segala macam puisi dalam bahasa Arab tidak dapat menandingi surat terpendek Al-Qur'an? Bahkan mereka lebih memilih untuk melawan Nabi Muhammad sehingga perdagangan dan reputasi mereka hancur. Bagaimana mungkin mereka lebih memilih untuk menderita, daripada hanya memenuhi tantangan sederhana untuk membuat satu surat yang semisal Al’Quran? Itu karena mereka tidak akan pernah bisa melakukannya.
Dan At-Taburi, seseorang yang terkenal dalam menjelaskan keindahan Al’Quran, dia berkomentar:
" Al’Quran berekspresi dengan kefasihan terbesar, membuat maksud pembicara jelas & memfasilitasi pemahaman pendengar, yang merupakan tingkat tertinggi yang paling gemilang dari keindahan. Dan Al-Qur’an naik melampaui tingkat kefasihan dan kemampuan manusia sehingga tidak ada hamba Tuhan yang mampu menyamainya. Maka hal ini menjadi bukti & tanda bagi Nabi Muhammad sebagai utusan Yang Maha Kuasa. Maka Al-Qur’an dapat disamakan dengan mukjizat membangkitkan orang mati, menyembuhkan penderita kusta, dan menyembuhkan orang buta. Semua ini membuktikan tanda-tanda kerasulan, karena semua ini melampaui tingkat pencapaian yang dapat dicapai oleh obat-obatan, umat manusia, & terapi penyembuhan.
Sangat jelas bahwa tidak ada wacana yang lebih fasih, tidak ada kebijaksanaan yang lebih mendalam, tidak ada pidato yang lebih luhur, tidak ada bentuk ekspresi yang lebih mulia daripada wacana yang jelas yang berasal dari ucapan seorang pria. Dia menantang orang-orang yang mengaku sebagai penguasa seni pidato, retorika, puisi, prosa, prosa berirama, dan sajak-sajak peramal. Muhammad S.A.W. menghancurkan khayalan mereka untuk menunjukkan betapa tidak memadainya logika mereka. Ia memisahkan diri dari agama mereka dan memanggil mereka semua untuk mengikutinya, untuk menerima seruannya, untuk bersaksi kepada kebenaran, dan menegaskan bahwa ia adalah utusan yang dikirim Tuhan kepada mereka. Dia membuat mereka tahu bahwa kebenaran yang dia katakan adalah bukti asli kenabiannya yang bayan.
Dia berseru dalam bahasa yang seperti bahasa mereka, dalam sebuah seruan yang maknanya mengkonfirmasi arti dari ucapan mereka. Kemudian ia mengatakan kepada mereka, bahwa mereka tidak akan mampu menciptakan sesuatu yang sebanding dengan bahkan satu surat saja dari kitab yang ia bawa, dan bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk melakukan hal ini. Mereka semua tersadar mengakui ketidakmampuan, mereka mengakui kebenaran dari apa yang dibawa olehnya dan menjadi saksi atas ketidakberdayaan mereka sendiri.” (At-Taburi)
Dan Al Bayan merupakan julukan Al’Quran yang berarti wacana yang jelas. Al-Qur’an juga mempunyai julukan lainnya, yaitu Al Hikmah (kebijaksanaan) dan Al Furqan (pembeda antara yang benar & yang salah). Lihatlah kejadian yang luar biasa dan tantangan dari Al’Quran. Orang-orang tidak akan pernah mampu menandinginya & bahkan sampai zaman sekarang tidak ada yang mampu menandinginya. Dan seseorang mungkin berkata: "Yah, mungkin memang ada seseorang yang dapat menghasilkan suatu karya yang sebanding dengan Al-Qur'an, tapi mungkin tidak pernah diketahui siapapun. Tapi itu tidak mungkin, jika seseorang memang dapat menulis sesuatu yang sebanding dengan Al’Quran, maka pesan Nabi Muhammad akan hancur, dia akan dipermalukan, dan tak ada seorang pun yang akan mendengarkan dia. Seperti yang tadi saya sebutkan, mereka lebih suka berperang melawan Nabi Muhammad daripada menghasilkan satu surat saja yang menandingi Al’Quran.
Sekarang mari kita lihat apa kata para orientalis yang telah mengakui bahwa Al’Quran tidak mungkin ditiru. E.H. Parmer dalam bukunya The Quran, menulis:
"Penulis Arab terbaik manapun tidak pernah berhasil memproduksi sesuatu dalam tingkat yang sama dengan Al’Quran." (The Quran, E.H. Parmer)
H.A.R. Gibb dalam bukunya Islam: A Historical Survey, berkomentar:
Dalam kurun waktu 1.400 tahun, tidak ada orang yang pernah bermain dalam instrumen yang sangat dalam seperti yang Muhammad lakukan. Instrumen yang sangat kuat dan tegas, sangat berani dan mempunyai berbagai efek emosional. Sebagai sebuah monumen sastra, Al’Quran berdiri dengan sendirinya. Sebuah produksi yang unik dalam literatur Arab & tidak ada yang menjadi pelopor atau penerus Al-Qur’an." (Islam: A Historical Survey, H.A.R. Gibb)
Bahkan para non-Muslim telah mengakui kebenaran Al-Qur’an. Jadi bagaimana mungkin seorang pria yang buta huruf, menghasilkan keindahan yang luar biasa. Bahkan sampai zaman modern sekarang, tidak ada orang-orang Arab yang mampu menghasilkan sesuatu yang menandingi Al-Qur’an. Tidakkah anda berpikir bahwa memang Al’Quran adalah firman Allah, bahwa memang Muhammad S.A.W. adalah utusan Allah? Bukankah memang seharusnya kita semua mengucapkan:
Asyhadu Anla Illaha Illalah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
(Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah)
Share:

Cari Artikel Di Sini.

Advertice

loading...

Recent

Kitab AlHikam

WebAris.Id

Copyright © Irsyah Putra
Author by Healthy Life | Support by WebAris.Id