Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More
Showing posts with label Kitab Allah. Show all posts
Showing posts with label Kitab Allah. Show all posts

Friday, June 16, 2017

Al-Qur'an Obat Fisik dan Jiwa

Semua ayat Al-Qur`an adalah obat yang bisa menyembuhkan. Namun, ada beberapa ayat atau surat dari Al-Qur`an yang lebih dikhususkan karena memiliki keutamaan sebagai pbat penyembuh, misalnya surat Al-fatihah. Allah berfirman
ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata
ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ

“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yanh shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).

Kisah Pengobatan Penyakit Jasmani Menggunakan Al Qur’an

Berikut kisah pengobatan penyakit fisik/jasmani dengan menggunakan Al-Fatihah. Kisah ini berasal dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri yang sedang mengobati dengan membacakan bacaan ruqyah kepada orang yang hampir lumpuh karena terkena sengatan kalajengking. Beliau menggunakan Al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah dan ternyata atas izin Allah hal tersebut berhasil menyembuhkannya.

Berikut kisahnya dalam hadits,
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﺳَﻌِﻴﺪٍ ﺍﻟْﺨُﺪْﺭِﻯِّ ﺃَﻥَّ ﻧَﺎﺳًﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻓﻰ ﺳَﻔَﺮٍ ﻓَﻤَﺮُّﻭﺍ ﺑِﺤَﻰٍّ ﻣِﻦْ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀِ ﺍﻟْﻌَﺮَﺏِ ﻓَﺎﺳْﺘَﻀَﺎﻓُﻮﻫُﻢْ ﻓَﻠَﻢْ ﻳُﻀِﻴﻔُﻮﻫُﻢْ . ﻓَﻘَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻬُﻢْ ﻫَﻞْ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﺭَﺍﻕٍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺳَﻴِّﺪَ ﺍﻟْﺤَﻰِّ ﻟَﺪِﻳﻎٌ ﺃَﻭْ ﻣُﺼَﺎﺏٌ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻧَﻌَﻢْ ﻓَﺄَﺗَﺎﻩُ ﻓَﺮَﻗَﺎﻩُ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻓَﺒَﺮَﺃَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻓَﺄُﻋْﻄِﻰَ ﻗَﻄِﻴﻌًﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﻨَﻢٍ ﻓَﺄَﺑَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻘْﺒَﻠَﻬَﺎ . ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺫْﻛُﺮَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻠﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .- ﻓَﺄَﺗَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓَﺬَﻛَﺮَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟَﻪُ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﺭَﻗَﻴْﺖُ ﺇِﻻَّ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ . ﻓَﺘَﺒَﺴَّﻢَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ‏« ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭَﺍﻙَ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺭُﻗْﻴَﺔٌ ‏» . ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺧُﺬُﻭﺍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮﺍ ﻟِﻰ ﺑِﺴَﻬْﻢٍ ﻣَﻌَﻜُﻢْ »

“Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, ‘Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.’ Di antara para sahabat lantas berkata, ‘Iya ada.’ Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al-Fatihah. Pembesar tersebut pun sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas tersenyum dan berkata, ‘Bagaimana engkau bisa tahu Al-Fatihah adalah ruqyah?’ Beliau pun bersabda, ‘Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian’” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesembuhan Dari Al Qur’an Tergantung Kadar Keimanan
Keberhasilan pengobatan dengan Al-Qur`an sangat terkait dengan keimanan, kalau tidak sembuh bukan Al-Qur`annya yang salah, tetapi keimanan orang yang menggunakan Al-Qur'an yang kurang. Bisa jadi ada orang yang terlihat shalih tetapi kita tidak tahu keimanannya. Hal ini mencakup baik yang mengobati dan yang diobati. Jadi jika ada orang yang terkena penyakit karena disengat kalajengking atau yang lebih ringan misalnya disengat tawon, kemudian ada yang membacakan Al-Fatihah namun ternyata tidak sembuh. Maka jangan salahkan Al-Fatihah jika tidak sembuh, tetapi salahkan tangan lemah yang tidak mahirmemegang pedang tajam. Jika iman, amal, dan tawakkal sebaik Abu Sa’id Al-Khudri maka kita bisa berharap penyakit tersebut sembuh.

Ada beberapa ayat lainnya yang juga memiliki keutamaan sebagai obat dari penyakit fisik dan jiwa, misalnya surat Al-Muwadzatain, Al-Falaq, An-Naas, dan ayat kursi untuk mengobati sihir. Selain itu, masih banyak ayat lain yang memiliki keutamaan masing-masing. Demikian semoga bermanfaat.

@Yogyakarta Tercinta
Share:

Saturday, January 9, 2016

Al-Qur'an Dibukukan Pada Zaman Khalifah

Keberadaan Al-Qur'an yang merupakan kitab pedoman hidup umat muslim saat ini mempunyai sejarah yang patut juga untuk diketahui. Al-Qur'an mulai dibukukan pada zaman khalifah, bukan pada masa Nabi Muhammad mengajarkan Islam. Di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad dalam hal menerima wahyu mengalami berbagai macam cara dan keadaan. Pada masa itu belum ada kertas seperti saat ini, orang menggunakan kulit binatang, batu yang tipis, pelepah kurma dan tulang binatang untuk ditulis dan menghafal sesuatu untuk selalu bisa diingat. Bangsa Arab mempunyai daya ingat yang sangat kuat.

Seiring dengan berjalan waktu Al-Qur'an mulai ditulis pada zaman Nabi Muhammad namun belum dibukukan. Selain menyuruh banyak orang untuk menghafal Al-Qur'an, Nabi juga menyuruh untuk menulisnya. Penulis-penulis beliau yang terkenal adalah; Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan Mu'awiyyah.

Abu Bakar menjadi khalifah pertama setelah nabi Muhammad wafat. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi peperangan sehingga banyak para penghafal Al-Qur'an yang meninggal. Umar bin Kahtab khawatir akan hal itu dan menyarankan khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an. Khalifah Abu Bakar meminta Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis di daun, pelepah kurma, batu, tulang binatang, tanah keras dan dari penghafal-penghafal Al-Qur'an. Kemudian Zaid bin Tsabit mulai menulis dalam lembaran-lembaran dan diikat dengan benar, tersusun menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah.
Mushhaf ini disimpankan oleh Abu Bakar dan dipindahkan ke rumah Umar Bin Khattab. Sesudah khalifah Umar bin Khattab meninggal, Mushhaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar, istri Rasulullah.

Khalifah Utsman bin Affan meneruskan pemerintahan Umar bin Khattab dan ajaran Islam telah mulai meluas ke Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Pada masa itu ada Huzaifah bin Yaman, ketika ikut dalam pertempuran di Armenia, beliau mendengar ucapan seorang muslim kepada temannya: "Bacaan saya lebih baik dari bacaanmu". Beliau pun melaporkannya kepada khalifah Utsman dan kemudian khalifah Utsman bin Affan meminta kepada Hafsah binti Umar untuk memberikan lembaran-lembaran Al-Qur'an yang ada padanya untuk dibukukan.
Khalifah Utsman bin Affan membentuk panitia yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit yang bertugas menyalin dari lembaran-lembaran tadi menjadi sebuah buku. Al-Qur'an yang telah dibukukan pada saat itu dinamai dengan "Al-Mushhaf", dan oleh panitia saat itu ditulis lima buah Al-Mushhaf. Empat buah di antaranya dikirim ke Mekah, Syria, Basrah, dan Khufah, agar di tempat-tempat itu disalin pula. Satu Al-Mushhaf tetap tinggal di Madinah untuk khalifah Utsman sendiri, itulah yang dikenal dengan "Mushhaf Al Iman"

Share:

Tuesday, December 29, 2015

Iman Kepada Kitab Allah

Rukun Iman yang ketiga adalah iman kepada kitab Allah. Artinya percaya kepada kitab-kitab Allah. Kitab Allah adalah catatan wahyu atau firman Allah yang disampaikan kepada nabi dan rasul-Nya. Umat Islam percaya bahwa selain Al-Quran  (kitab suci untuk agama Islam), ada beberapa kitab suci yang diturunkan Allah kepada umat yang terdahulu sebelum Islam.

Ada beberapa kitab suci yang diturunkan Allah kepada umatnya yang wajib diketahui oleh umat muslim adalah sebagai berikut;
  1. Taurat. Kitab suci yang ada pada zaman nabi Musa.
  2. Zabur. Kitab suci yang ada pada masa nabi Daud.
  3. Injil. Kitab suci untuk agama Kristen pada masa nabi Isa.
  4. Al-Quran. Kitab suci untuk pemeluk agama Islam, pengikut nabi Muhammad.
Al-Quran merupakan pedoman untuk hidup umat muslim di seluruh dunia. Di dalam Al-Quran terdapat wahyu atau firman Allah yang memberi petujuk atau pelajaran yang berpadu dengan filsafat semesta, catatan sejarah, peringatan-peringatan, dasar-dasar hukum dan do'a yang bermanfaat bagi kehidupan umat Islam. Walaupun di dunia ini terdiri dari berbagai macam suku bangsa, Al-Quran disajikan dalam bentuk tulisan atau pembacaan yang sama.

Share:

Cari Artikel Di Sini.

Advertice

loading...

Recent

Kitab AlHikam

WebAris.Id

Copyright © Irsyah Putra
Author by Healthy Life | Support by WebAris.Id