Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More
Showing posts with label Sedekah. Show all posts
Showing posts with label Sedekah. Show all posts

Saturday, July 8, 2017

Orang Pelit Dan Perhitungan, Ini Akibatnya...

Pelit dan terlalu perhitungan adalah tipe orang yang selalu dipinggirkan dan selamanya tidak akan memperoleh kebahagiaan.

Mengapa? Sebab dua tipe orang tersebut adalah orang-orang yang selalu dihindari masyarakat di sekitarnya, mereka yang hidup di sekeliling dua orang tersebut tidak akan membantu dan menlong keduanya ketika mendapat musibah dan kesulitan.


Dan ini kabar baik bagi Anda yang memiliki sifat murah hati, tidak pelit dan suka menolong. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Gallup World Poll, mulai dari tahun 2009 hingga 2016, didapatkan bahwa sifat murah hati, tidak pelit untuk memberi, dan penolong, mampu mendatangkan kebahagian dalam diri seseorang.

Jadi, mereka yang masuk dalam kategori orang pelit dan suka perhitungan, bisa jadi tidak pernah merasa bahagia dalam hidupnya.

Hasil jajak pendapat yang dikemukakan dalam American Psychological Association ini, melibatkan sekitar 312.382 responden.

Survei menyimpulkan adanya hubungan positif antara sifat memberi dengan perasaan bahagia dalam hati.

Hasil survei ini ditemukan pada 90% responden meski status dan latar belakang mereka saling berbeda jauh.

Kemudian, hasil serupa juga terlihat pada survei yang pernah diadakan oleh International Canada University.

Survei yang melibatkan kurang lebih 1750 orang tersebut, mengungkapkan bahwa para responden merasa lebih bahagia dan tentram hidupnya setelah mereka menolong dan memberi amal untuk orang lain.

Kesimpulannya, mereka yang rajin beramal mempunyai peluang tinggi untuk menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Sebaliknya, mereka yang pelit dan perhitungan, bisa jadi hidup dalam keadaan tidak bahagia.
Share:

Friday, December 23, 2016

Bagaimana Cara Wanita Bersedekah?

Bagaimana wanita bisa bersedekah, sedang mayoritas mereka adalah ibu rumah tangga dan mereka juga tidak punya gaji atau gaji tidak seberapa untuk disedekahkan?

Ketika seorang wanita mendengar tentang keutamaan sedekah, tentu wanita itu merasa perih dan berandai seraya berkata: "Bagaimana, sedangkan aku tak memiliki uang?"

Kendati demikian, para segenap wanita diperintahkan untuk bersedekah.

Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai segenap wanita, bersedekahlah, dan perbanyaklah istighfar, sebab aku melihat kalian sebagian mayoritas penghuni neraka."

Dan sabda beliau itu tentu akan menambah khawatir dan rasa takut pada diri wanita.

Dan bagaimana solusinya?

Sebenarnya mudah, sesungguhnya karunia dan kemurahan Allah swt begitu luas dan tiada henti. Dia menjadikan sedekah bukan hanya sebatas harta. Namun, setiap pintu kebaikan adalah sedekah.

Berikut contoh-contoh yang menunjukkan bahwa sedekah itu beranekaragam:
  1. Setiap tasbih dan tahmid adalah sedekah.
  2. Setiap takbir dan tahlil adalah sedekah.
  3. Amar ma'rufnahimunkar (menganjurkan yang baik dan mencegah yang buruk) adalah sedekah.
  4. Senyum wanita kepada suami dan anak-anaknya, serta kepada sesama kaum muslimat adalah sedekah.
  5. Dua rakaat dhuha menyamai 360 sedekah.
  6. Menahan diri dari keinginan untuk berbuat buruk, itupun sedekah.
  7. Singkirkanlah setiap bentuk gangguan yang dapat mencelakakan orang di jalan, itupun sedekah.
  8. Mengucapkanlah salam kepada siapa saja yang ditemui, itupun sedekah.
  9. Berilah makan burung atau binatang lainnya atau manusia, itupun sedekah.
  10. Memuliakanlah tamu di rumah yang melebihi 3 hari, itupun sedekah.
  11. Berusahalah menolong dan membantu orang lain, baik dengan materi maupun non materi, itupun sedekah.
  12. Tuntutlah ilmu agama, ajarkan dan sebarkan, baik dengan cara mendengar, membaca, atau menulis sesuai kemampuan, itupun sedekah.
  13. Memberi seteguk air untuk orang yang haus adalah sedekah.

Share:

Friday, January 15, 2016

Sedekah Pengusaha Yang Minta Didoakan

Ada seorang pengusaha yang datang ke sebuah pesantren yatim-piatu dan meminta kepada pimpinan pesantren untuk tolong didoakan agar bisa memenangkan tender proyek yang sedang diikutinya dan ia berjanji akan bersedekah ke pesantren itu apabila menang tender itu.
Menanggapi hal itu, pak Kyai pimpinan pesantren bertanya kepada pengusaha, apakah dia hafal bacaan surat Al-Fatihah dan meminta pengusaha itu untuk membacanya.

Ketika pengusaha mulai membaca surat Al-Fatihah dan sampai pada bacaan "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin". Pak Kyai menstop bacaan, "Sudah-sudah cukup..., Berhenti sampai di situ!" pinta pak kyai. Si pengusaha pun menghentikan bacaan.
"Ayat yang terakhir anda baca itu mengerti tidak maksudnya?" tanya pak Kyai.
"Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin, pak Kyai?" tanya si pengusaha menegaskan.
"Ya, yang itu!" jawab kyai.
"Oh itu saya sudah tahu artinya, hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." tandas si pengusaha.
Pak Kyai lalu berujar enteng, "Oh, rupanya masih sama Al-Fatihah anda dengan saya punya."
"Maksud pak kyai...?" tanya si pengusaha heran.
"Saya kira Al-Fatihah anda sudah terbalik menjadi iyyaka nasta'iin wa iyyaka na'budu." jawab pak Kyai.
Si pengusaha jadi bingung mendengar penjelasan pak Kyai, ia pun berkata, "Saya masih belum mengerti pak Kyai."
Pak Kyai tersenyum melihat kebingungan si pengusaha, beliau pun menjelaskan, "Tadi anda menyampaikan kalau menang tender maka anda akan sedekah ke pesantren ini. Menurut saya itu adalah 'iyyaka nasta'iin wa iyyaka na'budu'. Jika Al-Fatihah anda tidak terbalik, pasti anda sedekah dulu ke pesantren ini, Insya Allah pasti menang tender."
Deggg! Keras sekali sindiran menghujam jantung hati si pengusaha.

Pada esok harinya, pak Kyai menerima telpon dari pengusaha itu yang menyampaikan bahwa ia sudah mentransfer sedekahnya ke rekening pesantren. Setelah dicek oleh pak Kyai ternyata uang yang disedekahkan oleh pengusaha itu cukup besar yaitu Rp. 200 juta. Pak Kyai pun sangat bersyukur atas sedekah itu.
Setelah habis maghrib, pak kyai mengumpulkan seluruh ustadz dan santri di pesantren itu. Mereka membaca Al-Quran, dzikir & doa yang panjang untuk hajat yang ingin dicapai oleh si pengusaha.
Seminggu berselang si pengusaha menelpon pak kyai. Pengusaha itu menyampaikan terima kasih karena telah didoakan dan ia ternyata memang memenangkan tender dengan nilai Rp. 9,8 milyar.

Makna dari kisah sedekah pengusaha yang minta didoakan ini adalah tunjukkan dulu kepatuhan kita kepada Allah swt dan kemudian baru minta tolong kepada-Nya. Si pengusaha menunjukkan kepatuhannya kepada Allah swt dengan sedekah yang diberikannya dan ia kemudian minta tolong kepada Allah swt melalui doa-doa para ustadz dan santri di pesantren itu.

Share:

Thursday, January 14, 2016

Nabi Memberi Makan Seorang Pengemis Yahudi

Kisah ini adalah cerita tentang seorang pengemis Yahudi yang buta di sudut pasar Madinah. Setiap ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata: “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya, maka kalian akan di pengaruhinya.”
Hampir setiap pagi, Nabi Muhammad saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah katapun Rasul pun menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Nabi Muhammad saw melakukan hal itu hingga beliau menjelang wafat. Setelah Nabi Muhammad saw wafat, tak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi dan yang menyuapi orang Yahudi yang buta itu.

Suatu hari Khalifah Abu Bakar berkunjung ke rumah anaknya (Aisyah). Beliau bertanya kepada Aisyah: “Anakku, adakah sunnah Rasul yang belum aku kerjakan?” . Aisyah menjawab pertanyaan ayahnya: “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah“, ucap Aisyah.
“Apakah itu?” Tanya Abu Bakar. “Setiap pagi, Rasulullah selalu pergi ke sudut pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana“, jawab Aisyah.

Keesokan harinya, Khalifah Abu Bakar pun pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Khalifah Abu Bakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya.
Ketika Khalifah Abu Bakar mulai menyuapinya, tiba-tiba pengemis itu marah sambil berteriak: “Siapa kamu…!!!” Khalifah Abu Bakar menjawab: “Aku orang yang biasa“. “Bukan…!!! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.” sahut pengemis buta itu.
Lalu pengemis itu melanjutkan bicaranya: “Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan itu, baru setelah itu ia berikan makanan itu kepadaku.”
Khalifah Abu yang mendengar jawaban orang buta itu kemudian menangis sambil berkata: “Aku memang bukan yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad, Rasulullah SAW.”

Pengemis itu pun menangis dan kemudian berkata “Benarkah demikian?”,tanya pengemis, kepalanya tertunduk dan air matanya mulai menetes. “Selama ini aku selalu menghinanya dan memfitnahnya”,lanjutnya. Tetapi ia tidak pernah marah kepadaku, sedikitpun!”,ucap sang pengemis Yahudi sambil menangis terisak. Setelah usai tangisnya, pengemis Yahudi buta yang selalu diberi makan oleh Nabi Muhammad saw itu meminta kepada Khalifah Abu Bakar untuk menuntunnya masuk Islam dan mengucapkan kalimat dua syahadat.
Share:

Bersedekah Terang-Terangan Atau Sembunyi?

Bersedekah secara terang-terangan atau sembunyi sama-sama diperbolehkan dalam agama Islam. Allah telah memerintahkan dan memperbolehkan bersedekah baik itu secara terang-terangan atau pun dengan cara sembunyi-sembunyi seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 75, dan surat Faathir ayat 29.

Nabi Muhammad saw telah memberikan contoh bahwa sedekah secara terang-terangan boleh dilakukan. Pada masa perang Tabuk, dibutuhkan bekal yang banyak untuk pasukan muslim. Nabi Muhammad saw mengumpulkan para sahabat dan bertanya siapa yang mau menyumbang atau bersedekah? Silahkan berdiri. Maka berdirilah Utsman Bin Affan, beliau menyatakan bersedekah 100 ekor unta dan kemudian ditambahnya lagi 200 ekor, sehingga jumlah yang disedekahkannya itu menjadi 300 ekor unta.

Contoh sedekah dengan cara sembunyi-sembunyi dilakukan oleh sayyidina Ali Zainal Abidin (cucu Nabi Muhammad saw). Beliau memberi sedekah kepada kaum fakir miskin kota Madinah. Cara yang beliau lakukan adalah dengan memberi bekal atau makanan pada malam hari dengan menutupi wajahnya sehingga orang yang diberi sedekah tidak tahu siapa orang yang memberinya. Hal ini baru diketahui ketika beliau meninggal, ketika saat jasadnya dimandikan ada bekas hitam di pundak beliau. Setelah ditanya-tanya kepada kerabat, akhirnya salah seorang pembantu beliau mengatakan bahwa itu adalah bekas memikul makanan yang beliau lakukan sendiri di malam hari mengantarkan makanan pada fakir miskin dan ia (pembantu tadi) pernah memergokinya satu kali kemudian menawarkan diri untuk memikul makanan itu tapi sayyidina Ali Zainal Abidin menolaknya.

Dengan dua contoh di atas, dapat dilihat bahwa sedekah boleh dilakukan terang-terangan dan boleh juga dilakukan secara sembunyi. Mana yang kita pilih itu tergantung kita sendiri yang menentukannya karena ketika sudah ikhlas dan sukarela, tentu tidak ada masalah terhadap kedua hal itu. Hanya saja, ketika bersedekah terang-terangan, bisakah kita meredam hati atau perasaan kita agar jangan sampai hal itu menjadi riya. :-)
Share:

Wednesday, January 13, 2016

Menyebut-nyebut Sedekah Yang Telah Diberikan

Sedekah adalah berupa pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu atau jumlahnya. Jika ditinjau dari pemberian yang sukarela dan ikhlas, tentu yang melakukan tindakan itu berbuat atas kehendak sendiri dan tanpa mengharap balasan dari orang yang telah diberinya itu. Bila seseorang bersedekah dan kemudian dia menyebut-nyebutkan kepada yang lain bahwa ia telah bersedekah, tentu ini bisa dianggap tidak sukarela dan tidak ikhlas lagi. Karena jelas ia mengharapkan sesuatu ketika ia menyebut-nyebutkan sedekahnya itu, katakanlah sebuah pujian.

Allah telah berfirman dalam Al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 264 yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Ayat ini telah menyampaikan dengan jelas bahwa apabila seseorang bersedekah dan kemudian menyebut-nyebutnya, hal itu hampir bisa dikatakan perbuatan riya. Jadi sebaiknya jangan menyebut-nyebut sedekah yang telah diberikan.
Share:

Tuesday, January 12, 2016

Menyembunyikan Sedekah Cara Khalifah Abu Bakar

Khalifah Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan, beliau sangat rajin bersedekah. Selagi ada yang bisa beliau sedekahkan, beliau melakukannya. Keikhlasan beliau dalam bersedekah tercermin pada apa yang beliau lakukan ketika membantu seorang wanita tua yang tinggal di padang pasir semasa itu.

Pada masa itu, setelah shalat subuh Khalifah Abu Bakar terbiasa pergi ke padang pasir dan kemudian kembali lagi. Tak ada seorang pun yang tahu, apa gerangan yang dilakukan Khalifah Abu Bakar di padang pasir itu. Karena penasaran, akhirnya Umar Bin Khatab membuntuti beliau.
Ternyata yang dikunjungi Abu Bakar adalah sebuah tenda kumuh yang berada di tengah padang pasir. Umar Bin Khatab bersembunyi di balik batu besar dan tak lama kemudian Abu Bakar keluar dari tenda tersebut.
Tak lama kemudian Umar Bin Khatab pun masuk ke dalam tenda tersebut. Ternyata di dalam tenda itu ada seorang wanita tua dan buta dan seorang bayi kecil.
Umar Bin Khatab bertanya,"Siapa yang datang pada kalian tadi?"
Wanita itu menjawab, "Aku tidak tahu. Yang jelas dia seorang muslim. Setiap pagi ia datang kemari."
"Apa yang ia perbuat?" tanya Umar Bin Khatab
"Ia menyapu rumah kami, mencampur adonan kami, memeras susu ternak kami, lalu pulang." jawab wanita itu.

Sambil keluar Umar Bin Khatab berkata, "Engkau membuat lelah penggantimu, wahai Abu Bakar. Engkau membuat lelah para penggantimu, wahai Abu Bakar."
Dari kisah itu terlihat bagaimana cara yang dilakukan Khalifah Abu Bakar menolong seseorang. Bagi beliau, tak perlu seorangpun mengetahui tentang apa yang dilakukannya bahkan yang ditolongnya pun tak tahu siapa beliau. Artinya beliau sengaja menyembunyikan sedekah tenaga yang beliau lakukan pada seorang wanita tua dan buta itu.

Share:

Sunday, January 10, 2016

Naik Haji Karena Ikhlas Bersedekah

Kisah ini adalah tentang seseorang yang mendapat imbalan untuk pergi naik haji karena ikhlas bersedekah. Ada seorang pedagang gorengan yang selalu menyisakan buntut singkong goreng yang tidak terjual kepada seorang anak kecil yang selalu bermain di tempat mangkalnya.

Tanpa terasa, sudah lebih dari 20 tahun dia menjalankan usahanya sebagai tukang gorengan tanpa ada perubahan yang berarti.
Pada suatu hari datang seorang pria dengan mobil mewah menghampiri gerobak gorengannya. Pria itu bertanya, "Ada gorengan buntut singkong, pak?"
Si tukang goreng menjawab, "Gak ada, mas".
"Saya kangen sama buntut singkongnya, pak. Dulu waktu kecil, ketika ayah saya baru meninggal, tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman mengejek saya karena tidak bisa membeli jajanan. Tapi waktu itu bapak selalu memberi buntut singkong goreng setiap saya bermain di dekat gerobak bapak" kata pria itu.
Tukang gorengan terperangah. "Yang saya berikan dulu itu hanya buntut singkong. Kenapa kamu masih ingat saya?"
"Bapak bukan sekedar memberi buntut singkong, tapi juga memberi sebuah kebahagian dan harapan bagi saya. Saya tidak mungkin bisa membalas kebaikan budi bapak. Tapi, saya ingin memberangkatkan bapak untuk naik haji ke tanah suci. Semoga bapak bahagia." lanjut pria itu.
Si tukang goreng hampir tidak percaya karena hanya sebuah kebaikan / sedekah kecil tapi mendatangkan berkah yang begitu besar baginya.

Kisah ini memperlihatkan sebuah contoh kecil dimana apabila seseorang melakukan sedekah atau kebaikan dengan ikhlas walau hanya kecil atau apapun bentuknya maka ia akan mendapat imbalan yang sama sekali tak diduga. Renungkan, hanya karena memberi sebuah kebahagian pada seorang anak kecil dengan memberinya buntut singkong goreng, si tukang gorengan ini bisa naik haji. Semoga kita juga bisa ikhlas dalam bersedekah...


Share:

Sunday, January 3, 2016

Kepada Siapa Sedekah Diberikan?

Kepada siapa sedekah diberikan?
Untuk menjawab pertanyaan itu ada baiknya kita memiliki pengetahuan tentang sedekah. Menurut arti kata sedekah berarti kesungguhan. Sedekah diberikan sukarela dan ikhlas. Dalam Al-Quran sudah disampaikan bahwa orang-orang yang telah diberi rezeki oleh Allah, dianjurkan untuk bersedekah (menafkahkan) sebahagian hartanya itu. Dan kepada siapa sedekah hendaknya diberikan dalam Al-Quran juga telah diuraikan dalam surat Al-Baqarah ayat 215 dan ayat 280, surat An-Nisaa' ayat 8, surat An-Nahl ayat 90 dan surat Al-Israa' ayat 26.

Uraian ayat yang mengatakan tentang orang-orang yang boleh diberi sedekah dalam Al-Quran adalah sebagai berikut:
  1. Dalam surat Al-Baqarah ayat 215 disebutkan mereka itu adalah: ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
  2. Dalam surat Al-Baqarah ayat 280 disebutkan mereka itu adalah: orang yang sedang dalam kesukaran (berhutang).
  3. Dalam surat An-Nisaa' ayat 8 disebutkan mereka itu adalah: kerabat, anak yatim dan orang miskin.
  4. Dalam surat An-Nahl ayat 90 disebutkan mereka itu adalah: kaum kerabat.
  5. Dalam surat Al-Israa' ayat 26 disebutkan mereka itu adalah: keluarga-keluarga yang dekat, kepada orang yang miskin dan dan orang yang dalam perjalanan.
Mungkin timbul pertanyaan: Apakah wajar memberikan sedekah kepada ibu-bapak?
Untuk menjawab pertanyaan itu, saya berbalik mengajukan pertanyaan: Ketika anda sudah menjadi orang yang berkecukupan, apakah anda kan membiarkan ibu-bapak anda hidup dalam kemiskinan?
Begitulah cara Islam untuk menjaga kehidupan umatnya. Sebenarnya situasi memberi sedekah kepada ibu-bapak itu sangat jarang terjadi bagi umat Islam yang muslim karena dalam nyatanya apabila seorang sudah mapan tentu tidak akan membiarkan ibu-bapaknya miskin.
Jadi intinya sedekah itu sebaiknya diberikan kepada anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang dalam perjalanan, dan orang-orang dalam kesukaran. Ibu-bapak dan kaum kerabat sudah merupakan suatu tanggung jawab. Lucu jadinya apabila anda bersedekah puluhan juta untuk panti asuhan sementara ibu-bapak anda miskin dan tidak ada yang bisa dimakan di kampung.

Demikian juga memberi sedekah kepada kaum kerabat. Hanya saja mungkin ada kaum kerabat yang tidak mau menerima sedekah dari kerabatnya atau merasa direndahkan padahal dia butuh. Dan itu tergantung cara memberikan, dalam Al-Quran sudah disampaikan juga bahwa ketika memberikan sedekah jangan menyakiti hati yang menerimanya. Bahkan jika memang ingin bersedekah kepadanya lakukanlah secara tersembunyi, bagaimana caranya anda sendiri yang tau. Walaupun dia tidak tau darimana datangnya sedekah (rezeki menurutnya) itu, Allah pasti mengetahui apa yang anda lakukan.



Share:

Friday, January 1, 2016

Memberi Tenggang Waktu Juga Merupakan Sedekah

Sedekah bisa dalam bentuk apa saja asalkan ikhlas ketika memberinya. Sedekah tidak hanya berupa uang, barang, makanan, tenaga atau lainnya. Memberi tenggang waktu saja sudah merupakan sebuah sedekah.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 280, Allah berfirman yang artinya: Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkannya (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Dari ayat ini dapat kita lihat bahwa betapa Islam memberi ajaran kepada umat muslim untuk mau bertenggang rasa kepada sesama yang benar-benar sedang dalam kesulitan. Dalam kehidupan sehari-hari, agama Islam sudah memprediksi bahwa suatu waktu nanti umat nya akan menemui perihal hutang piutang dan segala permasalahan dalam hutang piutang tersebut. Misalnya, ketika saat untuk membayar sudah sampai waktunya, namun orang yang berhutang belum mempunyai harta untuk membayar hutang (benar-benar tidak ada) maka Islam menganjurkan agar mau memberi tenggang waktu pada orang tersebut sampai dia mampu untuk membayar hutangnya. Dan ketika dia memberi kelapangan atau tenggang waktu tersebut, Allah telah memberi balasan pahala kepadanya karena telah bersedekah waktu.

Namun begitu, bagi yang mempunyai hutang jangan pula menjadikan ayat ini menjadi alasan untuk mengharapkan belas kasihan si pemberi hutang agar mau memberi tenggang waktu untuk mengulur pembayaran hutangnya itu.

Share:

Imbalan Bagi Sedekah Yang Ikhlas

Bersedekah adalah pemberian yang diberi secara sukarela dan ikhlas, merupakan sebuah perbuatan amal kebaikan dimana setiap amal kebaikan pasti akan mendapat imbalan kebaikan pula. Bagi orang yang suka bersedekah Allah menjamin bahwa mereka akan mendapat balasan atau imbalan dari Allah, hal itu diungkapkan atau disampaikan Allah melalui ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut;
  1. Surat Al-Baqarah ayat 254, yang artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran pinjaman kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
  2. Surat Al-Baqarah ayat 261, yang artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
  3. Surat Al-Baqarah ayat 262, yang artinya: Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka menerima pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran di antara mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
  4. Surat Al-Baqarah ayat 268, yang artinya: Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
  5. Surat Al-Baqarah ayat 274, yang artinya: Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran di antara mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
  6. Surat Ar-Ra'd ayat 22, yang artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepadanya, secara sembunyi dan terang-terangan serta menolak kejahan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
  7. Surat Saba' ayat 39, yang artinya: Katakanlah:"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.
Dari uraian ayat di atas disampaikan bahwa Allah akan memberikan imbalan atau balasan bagi oran-orang yang bersedekah, imbalan yang diberikan bisa berupa pahala atau ampunan bahkan Allah menggantinya berlipat ganda dari apa yang telah disedekahkan. Pada surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menyatakan bahwa Allah akan melipat gandakan (sedekah) sebanyak 700 kali. Dan ditegaskan juga bahwa sedekah itu adalah pemberian yang ikhlas.

Share:

Perintah Bersedekah Di Dalam Al-Quran

Sebagai seorang muslim yang telah mempercayai dan menjadikan kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup, tentu apa-apa yang diajarkan atau dianjurkan dalam Al-Quran tersebut wajib dilakukan. Perintah untuk melaksanakan sedekah dicantumkan dalam Al-Quran. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak bersedekah.

Adapun ayat-ayat dalam kitab suci Al-Quran yang menganjurkan untuk melakukan sedekah adalah sebagai berikut;
  1. Surat Al-Baqarah ayat 195, yang artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
  2. Surat Al-Baqarah ayat 254, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
  3. Surat Al-Baqarah ayat 261, yang artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
  4. Surat Al-Baqarah ayat 267, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, pada hal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
  5. Surat An-Nisaa' ayat 39, yang artinya: Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.
  6. Surat Al-Anfaal ayat 3, yang artinya: (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
  7. Surat At-Taubah ayat 104, yang artinya: Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima sedekah dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
  8. Surat Yusuf ayat 88, yang artinya: Maka ketika masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang suka bersedekah."
  9. Surat Ar-Ra'd ayat 22, yang artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
  10. Surat An-Nahl ayat 75, yang artinya: Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia nafkahkan rezeki itu secara sembunyi dan terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahuinya.
  11. Surat Faathir ayat 29, yang artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan dari sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
  12. Surat Al-Hadiid ayat 7, yang artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperolah pahala yang besar.
  13. Surat Al-Hadiid ayat 10, yang artinya: Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
  14. Surat Al-Munaafiquun ayat 10, yang artinya: Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
  15. Surat Ad-Dhuhaa ayat 10, yang artinya: Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
Dari uraian di atas nampak bahwa Allah jelas-jelas memerintahkan umat muslim untuk melakukan sedekah. Di dalam Al-Quran juga disampaikan bahwa Allah pasti akan memberi balasan bagi orang yang melakukan sedekah, selain itu Allah juga menegaskan bahwa harta yang dimiliki oleh umat manusia ini adalah pemberian dari-Nya. Jadi apa sulitnya untuk memberi sedekah yang jelas-jelas harta tersebut adalah pemberian Allah.

Share:

Thursday, December 31, 2015

Pengetahuan Tentang Sedekah

Apakah sedekah itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu berikut beberapa uraian yang dapat memberi sedikit pengetahuan tentang sedekah. Sedekah berbeda dengan zakat. Umat Islam wajib membayar atau menunaikan zakat (zakat harta dan zakat fitrah) sedangkan sedekah adalah berupa pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu atau jumlahnya. Sedekah merupakan sebuah amal kebaikkan yang paling mudah dilakukan seorang muslim.

Apa saja yang bisa disedekahkan?
Sedekah tidak dibatasi oleh waktu atau jumlahnya. Apa pun, kapan pun, dimana pun, berapa pun atau jumlahnya.  Ketika anda tersenyum dan seseorang menjadi senang karenanya maka itu adalah anda telah memberi sedekah kepada orang itu. Alkisah, khalifah Abu Bakar Siddiq pernah membersihkan rumah seorang janda tua yang dilakukan beliau secara sembunyi-sembunyi hampir setiap selesai shalat subuh. Itulah wujud sedekah yang beliau berikan dalam bentuk tenaga. Jadi sedekah tidak harus berbentuk uang, sedekah bisa diberikan dalam bentuk apa saja secara ikhlas dan bermanfaat bagi orang yang menerimanya.

Apa manfaat sedekah?
Jika dilihat dari manfaatnya, sedekah bermanfaat bagi yang memberi sedekah dan yang menerima sedekah.
Manfaat bagi yang memberi sedekah adalah telah melakukan sebuah perbuatan yang baik dan itu dipercaya selalu dicatat oleh mailakat walaupun tidak ada orang lain yang melihatnya.
Manfaat bagi yang menerima sedekah adalah telah tertolong oleh pemberian orang yang memberi sedekah. Besar atau kecil, yang pasti dia telah mendapatkan atau merasakannya.

Setelah mengetahui sedikit pengetahuan tentang sedekah, apa saja yang bisa disedekahkan, dan manfaat dari sedekah ini. Ada baiknya kita memberikan sedekah kepada orang lain. Tidak ada orang yang miskin karena bersedekah karena hakikatnya sedekah adalah memberikan sesuatu dengan sukarela dan ikhlas. Artinya pemberi sedekah dipastikan mempunyai sesuatu untuk disedekahkan dan tidak mungkin dia membwerikan apa yang tidak ia miliki.

Share:

Cari Artikel Di Sini.

Advertice

loading...

Recent

Kitab AlHikam

WebAris.Id

Copyright © Irsyah Putra
Author by Healthy Life | Support by WebAris.Id