Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More
Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Saturday, July 8, 2017

Orang Pelit Dan Perhitungan, Ini Akibatnya...

Pelit dan terlalu perhitungan adalah tipe orang yang selalu dipinggirkan dan selamanya tidak akan memperoleh kebahagiaan.

Mengapa? Sebab dua tipe orang tersebut adalah orang-orang yang selalu dihindari masyarakat di sekitarnya, mereka yang hidup di sekeliling dua orang tersebut tidak akan membantu dan menlong keduanya ketika mendapat musibah dan kesulitan.


Dan ini kabar baik bagi Anda yang memiliki sifat murah hati, tidak pelit dan suka menolong. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Gallup World Poll, mulai dari tahun 2009 hingga 2016, didapatkan bahwa sifat murah hati, tidak pelit untuk memberi, dan penolong, mampu mendatangkan kebahagian dalam diri seseorang.

Jadi, mereka yang masuk dalam kategori orang pelit dan suka perhitungan, bisa jadi tidak pernah merasa bahagia dalam hidupnya.

Hasil jajak pendapat yang dikemukakan dalam American Psychological Association ini, melibatkan sekitar 312.382 responden.

Survei menyimpulkan adanya hubungan positif antara sifat memberi dengan perasaan bahagia dalam hati.

Hasil survei ini ditemukan pada 90% responden meski status dan latar belakang mereka saling berbeda jauh.

Kemudian, hasil serupa juga terlihat pada survei yang pernah diadakan oleh International Canada University.

Survei yang melibatkan kurang lebih 1750 orang tersebut, mengungkapkan bahwa para responden merasa lebih bahagia dan tentram hidupnya setelah mereka menolong dan memberi amal untuk orang lain.

Kesimpulannya, mereka yang rajin beramal mempunyai peluang tinggi untuk menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Sebaliknya, mereka yang pelit dan perhitungan, bisa jadi hidup dalam keadaan tidak bahagia.
Share:

Monday, June 12, 2017

Sebelum Penyesalan Itu Datang

Kita sering mendengar ucapan atau ungkapan yang mengatakan "Penyesalan itu selalu datang di akhir". Betapa banyak orang yang menyesal ketika ia telah mengabaikan sesuatu, kita sering mendengar orang yang menyesal mengapa di masa mudanya ia tidak pergunakan untuk bekerja sehingga di masa tua ia dapat menikmati hasilnya, ada juga orang yang menyesal kenapa di waktu usia muda tidak ia pergunakan untuk belajar, ada juga orang yang yang menyesal ketika ia gagal ujian kenapa ia tidak belajar dengan sungguh-sungguh, ada juga orang yang menyesal kenapa sewaktu sehat, sewaktu masih kuat, sewaktu masih muda tidak ia pergunakan untuk ibadah kepada Allah, sehingga kita sering dengar ungkapan darinya.


Namun teman, jika semua penyesalan masih bisa kita perbaiki, jika kita mau memperbaikinya dengan tekat yang kuat. Sehingga kita sering mendengar, melihat dan membaca orang-orang hebat, orang-orang yang sukses berawal dari penyesalan. Terkadang kebijakan hidup yang kita ambil berasal dari sebuah penyesalan kita di masa yang lalu.

Akan tetapi akan tiba masa dimana penyesalan sama sekali tidak berguna lagi sedikit pun, tidak ada guna lagi kita mengeluh kenapa dulu tidak begini dan begitu. Masa itu telah Allah jelaskan dalam Al-Qur'an, Allah telah menjelaskan kepada kita, agar nantinya kita tidak termasuk orang-orang yang menyesal.

Bacalah, dan renungkan, Sesungguhnya Allah ta'ala berfirman;


وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُؤُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً إِنَّا مُوقِنُونَ ١٢

Artinya: "Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhan-nya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin." (QS. As-Sajdah: (32/12)

Imam Qatadah mengatakan: "Demi Allah, mereka tidak berharap dikembalikan ke dunia untuk menjumpai keluarga dan kaum kerabat mereka, akan tetapi mereka berharap dikembalikan ke dunia untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Karena itu, berbuatlah ketaatan kepada Allah sewaktu masih hidup.

Dalam ayat yang lain Allah berfirman;


وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ ١٠

Artinya; "Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Al-Mulk: (67/10)

Ungkapan yang sering kita dengar "penyesalan kemudian tiada gunanya" mungkin ungkapan ini cocok untuk orang-orang kafir dan orang-orang yang senantiasa berbuat maksiat, karena penyesalan mereka datang saat rasa sesal itu sudah tidak bermanfaat, dan tidak akan berpengaruh untuk memperbaiki keadaan.

Teman, jika rasa penyesalan itu timbul saat kita masih hidup di dunia, maka dengan rasa sesal itu masih bisa kita memperbaiki keadaan kita. namun saat rasa sesal itu datang pada Dua keadaan maka rasa sesal itu tiada berguna sedikit pun.

Pertama: Penyesalan Saat Ajal datang

Allah berfirman:


وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ١٠

Artinya: "Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami Berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhan-ku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh." (QS. Al-Munafiquun: 63/10)

Kedua: Penyesalan Di akhirat

Allah berfirman:


وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن وَلِيٍّ مِّن بَعْدِهِ وَتَرَى الظَّالِمِينَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَى مَرَدٍّ مِّن سَبِيلٍ ٤٤

Artinya: "Dan barangsiapa Dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab berkata, "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?" (QS. As-Syu'ara; 42/44)

Teman, agar kita tidak termasuk orang-orang yang menyesal saat ajal datang dan di akhirat kelak, mari kita pergunakan waktu kita, usia kita, masa muda kita, kesehatan dan kekuatan kita untuk menjalankan perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya.


Share:

Thursday, February 11, 2016

Wahai Akhi, Haruskah Aku Yang Melamarmu

Assalamualaikum sahabat islami , mohon dibaca dengan kesungguhan hati.



AKHIY... MAUKAH MENIKAH DENGANKU?


Dulu ana datang ke suami ana, justru ana yang menawarkan diri ke suami.

''Akhiy maukah menikah dengan ana?'', tawarku padanya.


Waktu itu dia masih kuliah smester 8. Dia cuma bengooonggg seribu bahasa, serasa melayang di atas awan, seolah waktu terhenti. Beberapa saat setelah setengah kesadarannya kembali dan setengahnya lagi entah kemana, dia berucap,

'''Afwan ukh... anti pengen mahar apa dari ana?'' "Cukup antum bersedia menikah denganku saja itu sudah lebih dari cukup"

Bak orang awam mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh... dianya langsung lemesss... kayak pingsan. Besoknya datang nazhar, terus khitbah. Lalu untuk ngumpulin uang buat nikah, dia jual sepeda dan jual komputernya... untuk mahar dan biaya nikah. Di awal pernikahan dia gak punya pendapatan apa-apa. Kita usaha bareng dan ana gak pernah nanya seberapa pendapatnya ataupun dia kerja apa. Selama ana nikah dengannya ana belum pernah minta uang. Hingga kinipun kalo gak dikasih ya diam. Saat beras habis... ana gak masak. Saat dia nanya, "koq gak masak beras dek?"

"Habis mas", jawabku

"Koq gak minta uang?", lanjutnya.

Ana gak jawab, takut suami gak punya kalo ana minta. Jadi ana takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.


Kalo kita menghormati suami, maka suami akan menyayangi kita lebih dari rasa sayang kita ke dia. Bahkan usaha sekarang dah maju pesat... alhamdulillah. Ibarat kata uang 50jt dah hal biasa. Lalu suatu hari ana tawarkan dia nikah lagi namun dia gak mau. Katanya ana itu tidak ada duanya... hehehe ngalem dewek. Walaupun ortunya dulu gak ridho dengan ana, karena salafi... sekarang sudah baikan.

Rezeki bisa dicari bersama. Bagi ana usaha yang dicari bersama suami susah-payah bersama, setelah sukses... maka banyak kenangan manis yang tak terlupa. Kita jadi saling memahami dan mengerti karakter masing-masing karena kita sering berinteraksi.

"Suamiku adalah temen curhatku...

suamiku adalah patner bisnisku...

suamiku adalah ustadz tahsinku...

suamiku adalah temen seperjuanganku...

suamiku adalah sahabatku...

suamiku adalah temen mainku...

suamiku adalah temen berantemku...", itulah kiranya yang ana rasakan darinya, setelah 12 tahun menikah dan insya Alloh dikaruniai anak 7 semoga semakin menambah keberkahan dalam rumahh tangga ana...

Dan bukan hal yang hina bagi ana kalo ada seorang akhawat datang menawarkan diri ke ikhwan. Ana dulu hanya melihat dari bacaan al-Qur'annya yang bagus dan dia sangat menjaga sholatnya itu aja gak lebih. Jadi para akhawat yang belum menikah... apa yg menghalangi anda untuk menikah muda? Apa karena melihat pendapatan materi dari ikhwan yang menghalaginya?


*Seorang ibu yang menceritakan kisah cintanya

*Dengan sedikit perubahan

Demikian Renungan harian "Wahai Akhi , Haruskan Aku Yang Melamarmu" semoga bisa bermanfaat dan mohon untuk sebarkan sobat islami.

wassalam
Share:

Monday, July 21, 2014

Renungan Harian " Dahyatnya Himpitan Kubur "



DETIK-ISLAMI.BLOGSPOT.COM - RENUNGAN  HARIAN
Menampilkan  artikel-artikel  renungan  harian

(Dari  Islampos.com ) SETELAH mayit diletakkan di dalam kubur, kubur akan menghimpit dan menjepit dirinya. Tak seorang pun baik besar atau kecil, saleh atau jahat,
dapat selamat dari himpitan kubur. Beberapa hadis menerangkan bahwa kubur menghimpit Saad bin Muadz yang kematiannya membuat ‘arasy bergerak, pintu-pintu langit terbuka serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya.

Dalam Sunan an-Nasa’I diriwayatkan dari Ibn Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Inilah yang membuat ‘arasy bergerak, pintu-pintu langit dibuka dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur), tapi kemudian dibebaskan.”

Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari Ibn Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kubur memiliki himpitan yang bila seseorang selamat darinya, maka (ia selamat sama seperti) Saad ibn Muadz yang telah selamat,” (HR. Ahmad).

Dalam Musnad al-Kabir dan Musnad al-Awsath karya Thabrani, dari Ibn Abbas disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya seseorang selamat dari himpitan kubur, maka Saad ibn Muadz telah selamat. Ia telah dihimpit kemudian dilepaskan.”

Salah satu dalil yang menunjukkan bahwa himpitan kubur pasti dialami oleh setiap manusia adalah bahwa anak-anak kecil tidak luput dari itu. Disebutkan dalam Musnad ath-Thabrani al-Kabir dari Abu Ayyub al-Anshari dengan sanad sahih, dan dalam Musnad al-Awsath karya ath-Thabrani dan al-Kamil karya Ibn ‘Ady dari Anas bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya seseorang luput dari himpitan kubur, maka sungguh anak kecil ini akan selamat.”

 [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]
Share:

Thursday, September 5, 2013

Allah Mengujiku Kembali

DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN
Oleh: Mutiara Fitriyanti

HARI ini, Allah menguji kesabaranku kembali. Entahlah,meski aku tak menangis dan berusaha untuk tegar tapi hatiku tidak. Mungkin juga hanya karena sebuah dompet kecil, tapi kejadian ini menjadi hal yang paling menyesakkan dada karena dompet ini kesayanganku serta sebuah modem bewarna putih pemberian Ayah.

Aku pun berusaha terus untuk mencarinya dan sudah kucari di kost’an tidak ada begitupun sepanjang jalan yang telah aku lewati dan semuanya tidak ada. Semua sudut kamarku sudah ku periksa tapi tetap ga ada,dari lemari dan benda-benda yang memungkinkan dompetku kusimpan disana. Namun,pencarianku tetap tak membuahkan hasil.

“Maafkan aku yang gak bisa ngejaga pemberian ayah, semua ini bukan yang muti harapkan.Karena yang muti harapkan bisa ngejaga semua benda kesayangan,” kataku dalam hati.

Ya, Allah
Aku yakin engkau mengujiku bukan tanpa alasan,engkau pasti mengharapkan hambaMu ini bisa menjadi insan yang lebih baik lagi,dan yang paling penting aku bisa lebih sabar dan dewasa.

Ya, Allah
Jika aku berkata kenapa aku selalu diuji? dan kenapa sau ujian selesai terus dihadapkan pada ujian yang lain? dan Kenapa harus ada ujian padaku? (Sungguh ya Rabb pertanyaan itu takkan muncul dibenakku meski hanya segenggam pasir karena aku yakin engkau sayang padaku).

Ya, Allah
Jika ujian ini dimaksudkan agar aku tambah dekat denganMu dan semakin ingat aku padaMu. Sungguh aku Ridho ya Rabb karena buat apa aku hidup di dunia ini tanpa ridho MU.

Ya, Allah
Alhamdulillah hari ahad ini engkau mengujiku lagi dengan hilangnya dompetku. Syukron Ya Rabb masih memberikan ujian dan masalah padaku karena sekali lagi aku yakin kalau Engkau menyayangiku.

Ya, Allah
Hanya satu pintaku, jika aku lulus dari ujian ini berikanlah aku hati yang baru,berikanlah aku hati yang hanya berharap padaMu bukan pada makhlukMu dan izinkanlah aku untuk tetap istiqomah di jalanMU.
Share:

Wednesday, September 4, 2013

Kesaksian Para Ahli Kitab tentang Kebenaran Islam | Bagian Pertama



DETIK ISLAMI - KEBESARAN ALLAH
Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang kesaksian para Ahli Kitab (Orang-orang Yahudi dan Kristen).
Ada orang Kristen di Arab yang bernama Waraqah. Dia adalah sepupu jauh Nabi Muhammad S.A.W. dan kerabat dekat Khadijah (istri pertama Nabi Muhammad).
Ketika Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu yang turun dari Gua Hira, dia berlari ketakutan menuruni gunung menuju ke istrinya. Kemudian istrinya (Khadijah) menyarankan untuk mengunjungi Waraqah.

Ketika Waraqah mendengarkan cerita Nabi S.A.W., dia mengatakan bahwa Nabi Muhammad didatangi Roh Kudus (Malaikat Jibril). Kemudian dia berkata: "Sesungguhnya, demi Dia yang menggenggam jiwa Waraqah, kau adalah seorang Nabi, dan telah datang kepadamu malaikat yang pernah datang kepada Musa. Kemudian orang-orang akan menyebutmu pembohong sehingga mereka akan mengusirmu dan melawanmu. Demi Allah, jika umurku panjang, maka aku pasti akan mengikutimu." Dan Waraqah sendiri meninggal tidak lama setelah kejadian itu.
Juga ada sebuah komunitas Yahudi yang hijrah ke Arab karena mengharapkan kedatangan Nabi terakhir di Arab. Bahkan setengah Rabbi Yahudi di Madinah masuk Islam.
Salah satu rabbi Yahudi yang sangat terkenal karena kecerdasannya adalah Abdullah bin Salam. Dia pernah berkata kepada Nabi Muhammad S.A.W.: “Kami tahu namamu, kapan, dan dimana kau akan datang.” Abdullah ibn Salam sendiri masuk Islam. Ketika dia masuk Islam, ia berkata kepada Nabi S.A.W. "Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi sangat licik, jadi mari kita uji mereka sebelum mengumumkan ke-Islam-anku.”
Jadi Abdullah ibn Salam mengumpulkan semua orang Yahudi. Kemudian Nabi Muhammad bertanya kepada salah satu Yahudi: "Bagaimana menurutmu jika Abdullah bin Salam masuk Islam?" Mereka berkata: "Semoga Allah melindungi kami dari itu, dia tidak akan pernah menjadi Muslim." Kemudian Nabi Muhammad berkata "Jadi, apa pendapatmu tentangnya?" Dia mengatakan: "Dialah orang yang terbaik di antara kami, orang yang paling berpengetahuan di antara kami, dan orang yang paling bijaksana di antara kami. Tapi dia tidak akan pernah menjadi Muslim." Kemudian Nabi berkata: "Bagaimana pendapatmu jika dia menjadi Muslim?" Mereka berkata: "Dia tidak akan pernah menjadi muslim, semoga Allah melindungi kami dari hal itu."
Dan ketika mereka berkata begitu untuk ketiga kalinya, Abdullah bin Salam keluar dari tempat persembunyiannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat: "Asyhadu Anla Ilaha Ilallah Wa Ashyadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rassulu." Sehabis dia mengucapkan dua kalimat syahadat, orang-orang Yahudi langsung berkata: "Dialah orang yang paling bodoh di antara kami, yang paling buruk di antara kami, dan yang paling sedikit pengetahuannya di antara kami."
Jadi mereka benar-benar berubah sikap ketika tahu Abdullah bin Salam menjadi Muslim.
Adalagi kisah lainnya tentang Negus raja Abyssinia. Pada masa-masa awal Islam di Mekkah, umat Islam yang miskin sering disiksa oleh orang-orang kafir Mekkah. Di antara golongan yang miskin itu adalah para budak. Karena keadaan semakin buruk, maka mereka memutuskan untuk berhijrah.
Nabi Muhammad S.A.W.  menyarankan pengikutnya untuk pergi ke Abyssinia karena disana ada seorang raja yang selalu berlaku adil. Tetapi kaum Quraisy memiliki hubungan yang sangat baik dengan raja Abyssinia. Dan mereka mengirimkan perwakilan untuk menawan kembali orang-orang Mekkah yang melarikan diri.
Jadi kaum Quraisy mengirimkan perwakilannya menghadap raja Abyssinia dan berkata “Kami memiliki para buronan, mereka telah melarikan diri dari negara mereka dan mereka telah menghina agama nenek moyang kami.” dan terus-menerus mengarang cerita bohong. Jadi Negus memerintahkan para imigran yang datang ke negaranya untuk datang ke pengadilan, dan dia bertanya kepada mereka tentang agama dan kebenaran tuduhan ini.
Dan Jafar bin Abu Thalib yang merupakan pemimpin umat Muslim di Abyssinia berkata kepada raja:
"Wahai Negus Raja Abyssinia, kami merupakan orang-orang bodoh, menyembah berhala, makan bangkai, dan terlibat dalam pelacuran. Kami mengolok-olok tetangga kami, kami menindas saudara kami sendiri, dan yang kuat menindas yang lemah.
Lalu seorang pria muncul di antara kami dan dia dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya. Orang ini berseru agar kami masuk Islam. Dan dia mengajarkan kami untuk tidak menyembah berhala, tidak saling membunuh,  tidak menipu anak-anak yatim serta mengambil harta mereka, dan selalu bicara jujur. Dia mengajarkan kami untuk berbaik hati kepada tetangga dan tidak memfitnah wanita. Ia menyerukan kepada kami untuk sembahyang, berpuasa, dan memberikan sedekah. Kami mengikutinya, menjauhi penyembahan berhala, serta menahan diri dari segala perbuatan jahat. Karena kehidupan kami mengikuti seruannya, maka kaum kami memusuhi kami dan memaksa kami untuk kembali ke kehidupan lama kami yang salah arah." 
Ketika raja Abyssinia mendengarnya, dia berkata “Tidak mungkin aku akan mengembalikan orang-orang ini kepada kalian, mereka tidak melakukan kesalahan dan mereka bebas untuk tinggal dalam kerajaanku.” Tapi delegasi Quraisy tidak menyerah begitu saja. Salah satu dari mereka berkata kepada Negus:  "Umat muslim mengatakan bahwa Yesus bukanlah Tuhan atau anak Tuhan, mereka mengatakan dia hanya Nabi Tuhan. Tanya saja mereka, jadi sebenarnya mereka menghina agamamu."
Jadi Negus memanggil mereka kembali ke pengadilan pada hari berikutnya dan Jafar bin Abu Thalib sangat khawatir, ia tidak tahu harus berkata apa, tapi dia bertekad untuk bicara jujur.
Jadi Negus bertanya: "Apa menurutmu tentang Yesus?" Jafar berkata: "Kami mengatakan apa yang Nabi kami sabdakan, bahwa ia adalah Rasul Allah, firman-Nya yang diberikan kepada Maria, dan juga ruh-Nya, dan ia diberi kitab bernama Injil."
Dan ketika Negus mendengarnya, dia berkata: “Sesungguhnya Yesus  tidak pernah berkata lebih daripada itu tentang dirinya. Kitab apa ini yang kau baca?" Kemudian Jafar bin Abu Thalib membaca beberapa ayat awal surat al-Maryam, yang menceritakan tentang Yesus (Nabi Isa A.S.) dengan begitu indah. Dan ketika ia membaca ayat-ayat ini, Negus dan orang-orang yang hadir disana mulai menangis, bahkan para uskup mulai menangis karena keindahan ayat-ayat Al’Quran yang menceritakan tentang Yesus. Kemudian Negus berkata: "Sesungguhnya apa yang Nabimu sampaikan dan apa yang Yesus sampaikan adalah dua hal dari sumber yang sama. Kalian bebas untuk tinggal dan hidup dalam Kerajaan-Ku." Bahkan Negus dari Abyssinia masuk Islam. Ia mengakui kebenaran bahwa Muhammad S.A.W.  adalah seorang rasul Allah.
Sekarang aku akan membacakan sebuah kisah yang terkenal dari Sahih Imam Bukhari. Kisah ini mengisahkan ketika Nabi Muhammad sudah berada di Madinah. Pada saat itu, Nabi Muhammad mengirim surat kepada berbagai penguasa dan pejabat di seluruh dunia, termasuk Kaisar Romawi, Persia, Paus di Roma, Negus dari Abyssinia, dan Kaukus pemimpin Kots di Mesir.
Salah satu dari surat-surat itu mencapai Heraclius yang merupakan Kaisar Romawi pada zaman itu. Dan ketika Heraclius menerima surat ini, dia memanggil penerjemahnya. Disana juga ada beberapa orang Arab, salah satunya adalah Abu Sufyan. Kebetulan dia sedang berada di Yerusalem ketika Heraclius menerima surat ini.
Abu Sufyan adalah sepupu Nabi dan ia adalah pemimpin orang kafir Mekkah, jadi dia menentang ajaran Islam dan Nabi Muhammad. Jadi aku akan membacakan kisah itu berdasarkan cerita Abu Sufyan, karena pada akhirnya Abu Sufyan menjadi Muslim. Jadi dia menceritakan kisahnya kepada Abdullah Ibnu Abbas (sahabat Nabi Muhammad S.A.W.), dan Ibnu Abbas mengutipnya.
"Heraclius memanggil penerjemahnya. Penerjemah itu menerjemahkan kata-kata yang Heraclius ucapkan. Dan Heraclius berkata: "Siapa di antara kalian yang berhubungan erat dengan pria yang mengaku sebagai nabi?" Kemudian aku menjawab: “Akulah kerabat yang paling dekat dengannya." Kemudian Heraclius berkata: “Panggil dia dan para sahabatnya ke hadapanku!"
"Heraclius kemudian memberitahu sahabatku bahwa ia ingin bertanya kepadaku tentang orang itu (Muhammad), dan jika aku berbohong pastilah cerita Nabi Muhammad bertentangan dengan ceritaku. Jadi kami berada di pengadilan Heraclius. Kemudian Heraclius berkata: "Baiklah, suruh temanmu berdiri di belakangmu dan jika ia berbohong, maka kau harus memberitahuku." Demi Allah, seandainya aku tidak takut bahwa temanku akan menjulukiku seorang pembohong, aku tidak akan berbicara jujur tentang Nabi Muhammad."
Jadi Heraclius mengajukan pertanyaan pertama kepadaku 'Apa status keluarganya di antara kaummu?' Jawabku (Abu Sufyan) 'Dia berasal dari keluarga bangsawan di antara kami.'
Dan Heraclius bertanya: “Apakah di antara kaummu pernah ada yang mengaku sebagai nabi?” Aku menjawab: “Tidak.”
“Apakah ada di antara nenek moyangnya yang menjadi raja?" tanya Heraclius. Sekali lagi aku (Abu Sufyan) menjawab "Tidak."
Heraclius bertanya: “Apakah para bangsawan atau orang miskin mengikutinya?”Aku menjawab: “Hanya orang-orang miskin yang mengikutinya.”
Kemudian Heraclius bertanya lagi “Apakah pengikutnya bertambah atau berkurang ?” Aku menjawab: "Mereka bertambah.”
Kemudian dia bertanya: 'Apakah ada di antara orang-orang yang memeluk agamanya merasa tidak senang dan meninggalkan agamanya?' Aku menjawab: "Tidak."
Heraclius kemudian bertanya:  “Apakah kau pernah menuduhnya berbohong sebelum dia mengaku sebagai nabi?" Sekali lagi aku menjawab "Tidak."
Heraclius berkata: “Apakah dia melanggar gencatan senjatanya?" Aku menjawab: "Tidak. Kami sedang dalam gencatan senjata dengannya dan kami tidak tahu apa yang dia akan lakukan.”
aku tidak bisa menemukan kesempatan untuk mengatakan apa-apa melawan Nabi waktu itu. 
Kemudian Heraclius bertanya: “Apakah kau pernah berperang dengannya?" Dan Aku berkata "Ya.” “Apa hasil dari pertempuran itu?" "Kadang-kadang kami menang dan kadang-kadang dia yang menang."
Dan kemudian Heraclius bertanya: 'Apa yang dia perintahkan kepadamu?" Dan Aku menjawab: "Dia menyuruh kami untuk menyembah Allah dan tidak menyembah apa-apa selain daripada-Nya dan untuk meninggalkan semua yang nenek moyang kami katakan. Dia memerintahkan kami untuk berdoa, untuk bicara jujur, untuk menghindari pelacuran, dan untuk menjaga hubungan baik dengan kawan-kawan dan kerabat.“
Heraclius meminta penerjemahnya untuk menyampaikan pesan sebagai berikut. "Aku bertanya tentang keluarganya dan jawabanmu adalah dia berasal dari keluarga yang sangat mulia. Faktanya, semua nabi berasal dari keluarga bangsawan di antara bangsa mereka masing-masing.
Aku bertanya apakah ada orang lain di antara kalian yang pernah mengaku-ngaku sebagai nabi, dan kau menjawab tidak ada. Jika saja jawabanmu pernah ada, aku menduga orang ini hanya meniru apa yang orang itu katakan.
Lalu aku bertanya apakah dari nenek moyangnya ada yang seorang raja. Dan kau berkata "tidak." Andai saja kau mengatakan "Ya", aku menduga bahwa orang ini mencoba untuk mengambil kembali tahta kerajaannya. Dengan kata lain, dia menggunakan kedok kenabian untuk mencoba dan mengambil kembali tahta kerajaannya.
Lalu aku bertanya apakah dia pernah dituduh berbohong sebelum dia mengaku sebagai nabi. Dan kau mengatakan "tidak". Maka, bagaimana mungkin orang yang tidak pernah berbohong kepada orang lain, berbohong kepada Allah?
Dan kemudian aku bertanya apakah orang kaya atau orang miskin yang mengikutinya. Kau mengatakan bahwa orang-orang miskin yang mengikutinya. Dan begitulah para nabi, mereka selalu diikuti orang-orang miskin yang lemah dan tertindas.
Kemudian aku bertanya apakah pengikutnya bertambah atau berkurang. Kau bilang mereka bertambah, dan itulah tanda keimanan yang benar. 
Lebih jauh aku bertanya apakah ada orang yang  tidak senang setelah memeluk agamanya dan meninggalkannya. Dan kau berkata "Tidak." Faktanya inilah tanda-tanda iman yang benar, yaitu kegembiraan memasuki hati dan bersatu dalam diri seseorang.
Aku bertanya apakah dia pernah berkhianat. Kau mengatakan "Tidak." Dan sesungguhnya para nabi tidak pernah berkhianat.
Aku bertanya apa yang ia perintahkan kepadamu. Dan kau mengatakan bahwa ia memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak menyembah selain daripada-Nya, dan melarangmu menyembah berhala dan menyuruhmu untuk berdoa,  untuk berbicara kebenaran, dan tidak melakukan percabulan.
Jika apa yang kau katakan benar, ia akan segera menempati kerajaan ini di bawah kakiku. Aku tahu ramalan kedatangannya dari kitab suci (Bible) tapi aku tidak tahu bahwa ia berasal dari kaummu. Jika saja aku bisa menemuinya, pasti aku akan segera pergi untuk bertemu dengannya. Dan jika aku bersamanya, aku akan mencuci kakinya.”
Heraclius kemudian meminta surat dari Nabi Muhammad yang dikirim oleh Dihya kepada Gubernur Busra, dan kemudian surat itu diteruskan kepada Heraclius. Dan inilah isi surat itu:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad seorang hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Heraclius penguasa Bizantium.  Semoga kesejahteraan mengikuti seseorang yang berada pada jalan kebenaran. Lebih jauh, aku mengundangmu untuk masuk Islam. Dan jika kau menjadi seorang Muslim, maka kau akan aman, dan Allah akan melipatgandakan pahalamu. Dan jika kau menolak untuk masuk Islam, maka kau melakukan dosa karena telah menyesatkan rakyatmu: "Wahai orang-orang Ahli Kitab! Datanglah kepada persamaan dengan kami, bahwa kami tidak menyembah sesuatu selain Allah. Kemudian, jika mereka berpaling, katakanlah: Saksikanlah bahwa kami adalah umat Muslim." (3:64) 
"Ketika Heraclius selesai berpidato dan telah membaca surat itu, ada rasa haru dan tangisan yang terdengar di Pengadilan Agung. Dan kami keluar dari ruang pengadilan. Aku berbincang-bincang dengan temanku tentang Ibnu Abi Kabsha. (Ibnu Abi Kasha adalah sebuah julukan untuk Nabi S.A.W.) urusannya telah menjadi begitu besar sehingga bahkan Raja Bizantium takluk padanya. Dan kemudian aku mulai menjadi yakin bahwa dia akan menjadi penguasa dalam waktu dekat sampai akhirnya aku masuk Islam."
Ini cerita yang luar biasa. Bagaimana Heraclius tahu bahwa ada seorang nabi yang akan datang? Kita akan membicarakannya dalam tulisan berikutnya. Ada beberapa ayat dalam Bible yang menunjukkan bahwa akan datang seorang Nabi setelah Yesus. Dan Nabi itu adalah Nabi Muhammad S.A.W.
Share:

Pelajaran dari Umat Nabi Musa

DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN 
Umat Musa A.S. tertimpa musibah kekeringan. Kemarau menyebabkan mereka menderita selama bertahun-tahun. Allah menahan hujan yang mereka butuhkan. Kemudian mereka datang kepada Musa A.S. dan berkata “Ya Musa, mintalah kepada Tuhanmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.”


Jadi Musa A.S. memohon kepada Allah S.W.T. untuk menghentikan kemarau yang panjang dan menurunkan hujan. Tapi Allah S.W.T. memberitahu Musa bahwa sesungguhnya Dia menahan hujan karena dosa satu orang. Berarti, seluruh umat muslim pada masa itu menderita karena dosa satu orang.


Jadi Musa A.S. mengumpulkan orang-orang dan berseru “Sesungguhnya Allah menahan hujan karena dosa salah seorang di antara kalian. Jadi kalian semua bertaubatlah kepada Allah!"

Dan di antara mereka, orang yang karena dosanya menyebabkan berhentinya hujan memohon ampun kepada Allah S.W.T. dan bersumpah tidak akan mengulangi perbuatannya, meskipun dia tidak sadar itu disebabkan dirinya.

Dan tepat pada saat itu juga Allah S.W.T. mengampuninya dan turunlah hujan dari langit.

Musa A.S. menjadi marah dan berseru “Siapa di antara kalian yang melakukan dosa itu?” Kemudian Allah S.W.T. memberitahu Musa “Ya Musa, sesungguhnya Aku telah menutupi dosanya, dan kau juga harus menutupi dosanya.”

Tapi kita dapat memetik pelajaran di sini. Bisa saja seluruh umat Muslim pada saat ini menderita karena dosa salah seorang di antara kita. Apakah ada yang tidak merasa pedih ketika melihat Gaza dibombardir? Apakah ada yang tidak merasa pedih ketika kita melihat saudari-saudari kita di Iraq diperkosa? Apakah ada yang tidak mempunyai ghirah untuk umat ini? Tentunya kita peduli. Jangan pikir barang sedetik pun bahwa kita dibebaskan dari aturan Allah. Bisa saja disebabkan dosa kita, akibatnya semua umat menderita!

Sebagaimana firman Allah S.W.T. bahwa sesungguhnya tidak ada musibah yang menimpa kita, kecuali disebabkan perbuatan kita, entah karena dosa kita, karena tidak patuh kepada Allah, entah karena kita tidak bersatu dan saling berselisih, entah karena kita telah meninggalkan kitab Allah, atau karena kita mempraktekkan bunga (riba)! Tidak ada yang tahu apa sebabnya. Tapi pelajaran yang dapat dipetik disini, adalah agar kita melihat ke dalam hati kita dan berkata “Ini mungkin disebabkan dosa yang belum kutinggalkan. Ini mungkin disebabkan dosa yang kulakukan secara diam-diam dan tidak ada seorangpun yang tahu.” Jika kita benar-benar mencintai umat ini dan Allah S.W.T, maka kita harus memperhatikan peringatan ini. Karena Allah menceritakan kisah ini untuk diambil hikmahnya.

Ini adalah sebuah rahmat yang diberikan kepada umat ini, dan tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya. Kita tahu masa lalu kita, dan kita tahu bahwa hukum Allah tidak berubah! Berarti kita harus melihat apa yang telah terjadi di masa lalu.

Dan rahmat kedua yang telah dilimpahkan kepada kita, yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, adalah kita mengetahui sebagian dari masa depan kita. Kita tahu bahwa ada hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Kita tahu bahwa dajjal akan muncul, umat Muslim akan berperang dengan orang-orang kafir, Ya'juj dan Ma'juj akan muncul, dan sebagainya. Inilah yang ingin rahmat Allah S.W.T. kepada kita.

Jadi kita harus belajar firman Allah. Kita harus belajar hukum Allah. Karena tidak cukup hanya dengan mempunyai keinginan dalam hati kita. Aku yakin setiap muslim, jika mereka ditanya “Wahai muslim! Apakah kalian punya keinginan untuk menaklukkan Al-Quds?” Dia akan menjawab “Demi Allah, aku sangat menginginkannya.” Tapi keinginan saja tidak cukup. Karena jika kita bertanya kepadanya “Bagaimana kau akan melakukannya?” Dia bahkan belum memikirkan apa rencananya. Dia menginginkannya tapi belum membuka kitab Allah untuk mengetahui caranya bersiap-siap.

Dan inilah yang kita sebut keikhlasan. Seorang mukhlis (orang yang ikhlas), bukanlah seseorang yang hanya mengucapkan “Insya Allah, Insya Allah.” Dialah seseorang yang membuka kitab Allah S.W.T. untuk menyadari bahwa sunnah Allah tidak berubah. Bahwa hari-hari dimana kita hidup sekarang, pelajaran yang harus kita ketahui telah ada di hadapan kita. Berapa banyak di antara kita yang tidak peduli? Kita tidak sadar, bahwa situasi pada masa sekarang, telah terjadi sebelumnya. Hari-hari dimana kita hidup sekarang, hari-hari ini pernah terjadi pada umat sebelum kita.

Apa artinya? Al-Quds, yakni Palestina ditaklukkan di masa sekarang oleh Zionis! Asia Tengah, Iraq, Baghdad, ditaklukkan oleh Amerika, oleh tentara salib! Apakah ini berbeda dari masa lalu, ketika Al-Quds dikuasai oleh tentara salib? Dan Asia Tengah, Iraq, Baghdad, pernah dikuasai oleh tentara Mongol dan Genghis Khan. INI PERNAH TERJADI SEBELUMNYA!

Dan Allah berfirman “Sunnah Allah tidak berubah.” (Q.S. 17:77) Artinya, jika kita mau tahu jawabannya untuk umat di masa sekarang... CELAKALAH KITA! CELAKALAH KITA! Kita tidak tahu caranya merespon! Pesan dan jawabannya terhampar pada zaman sebelum kita. Jawabannya ada disana, tapi kita tidak peduli. Itulah mengapa setiap dari kita harus mengetahui sejarah umat terdahulu untuk mempersiapkan masa depan!
Share:

Wednesday, June 12, 2013

Begini Cara Iblis Sesatkan Kita Dengan Sajadah

DETIK ISLAMI RENUNGAN HARIAN


Assalamualaikum...
Ini adalah sebuah cerita renungan terhadap diri kita
Mudah-mudahan dengan cerita ini dapat mengingatkan diri sendiri ataupun Orang lain.

Tentang cara Iblis menyesatkan manusia menggunakan SAJADAH

Siang menjelang dzuhur . salah satu iblis ada di masjid. Kebetulan hari itu adalah hari Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di dalam masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk dan masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air



Pada setiap orang, iblis masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap SAJADAH. "Hai Blis!" panggil seorang Kiai, ketika baru masuk masjid. Iblis merasa terusik dan berkata : "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"

Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.

Iblis : "Kiai, hari ini adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenggung.
"Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".
"Dengan apa?", tanya kiai.

Iblis : "Dengan sajadah !".

Kiai : "Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, blis? "

Iblis : "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR, demi keuntungan besar!"

Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru ?"


Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"


Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat.
Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggan.
Dan saya ada dalam kerenganggan itu. dari situ saya bisa ikut membentangkan sajadah".


Dialog iblis dan kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar.
Sementara, satu lagi sajadahnya lebih kecil.


Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajdahnya, tanpa melihat kanan-kiri. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dahulu datang.

Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, liat itu kiai !", Iblis memulai dialog lagi
"Yang mana ?", tanya kiai

"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu, mereka punya sajadah yang bebeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka"

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan iblis sebelumnya. Pemilik sejadah lebar ,rukuk, Kemudian sujud. Tetapi sambil bangun dari sujud, ia membuka sajadahnya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil berada dibawah sajada yang besar.


kemudian ia berdiri, Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditutupi oleh sajadah yang lebih besar. Itu berjalan sampai akhir sholat sunnah.


Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadiaan itu beberapa kali terlihat di beberapa bagian masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas dari pada di bawah. Di atas sajadah saja orang sudah berebut kekuasaan dengan orang lain. Siapa yang memiliki sajadah lebar akan meletakkan diatas sajadah kecil. Sajadah sudah dijadikan iblis sebagai pembedaan kelas.


Pemilik sajadah diidentikan sebagai orang yang memiliki kekayaan, yang setiap saat harus berada diatas daripada yang lain. Sedangkan pemilik sajadah yang kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang kaya.
Diatas sajadah saja, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. " ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM

SEMOGA KITA LEBIH BIJAK MENGGUNAKAN SAJADAH
YANG KITA MILIKI

Tetap berbagi dengan siapapun apa yang kita miliki, karena semua itu hanya titipan dari ALLAH SWT


"Semakin tinggi tingkat keimanan seorang mukmin maka akan semakin tinggi dan canggih pula godaan yang dilakukan oleh Iblis dan pengikutnya"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka?" Beliau menjawab: "Mereka menyempurnakan barisan-barisan (shaf-shaf), yang pertama kemudian (shaf) yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan". (HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah).

Sumber
Share:

Tuesday, June 11, 2013

Renungan Harian : Sepiring Kepedulian

SUATU sore, saya makan bersama teman-teman. Saya bilang salah satu mereka, “Pesen apa? ane samain kaya ente aja ya makannya. apa aja deh. Ane jaga tas di sini.” saya menjaga tas-tas, dan dia pergi memesan makanan.


Teman saya kembali membawa makanan, dalam hati saya agak kaget, karena ternyata ada salah satu lauk makanan yang saya kurang begitu suka, tapi ya karena saya meminta samain sama dia, bukan salah dia. Akhirnya saya makan, dan habiskan.

Agak sulit rasanya memakan makanan yang kurang disukai, akan tetapi jika kembali dipikirkan, betapa beruntungnya saya, masih bisa MEMILIH makanan, ketika suka, akan saya beli, dan ketika tidak suka, tidak akan saya beli.

Kalau teringat mereka yang di luar sana, apakah bisa untuk memilih? Pilihan bagi mereka bukan makanan yang disukai atau tidak disukai, tapi apakah hari ini makan atau tidak. Sekalipun makanan itu tidak disukai, atau katakanlah bekas, tak jarang yang memungutnya untuk dimakan.

Enaknya kita, bila tak suka, masih bisa memilih yang lain. Mereka? Dan herannya, masih saja ada orang, yang telah membeli makanan terbilang mahal,
menyisakan makanannya, dan dengan entengnya berkata, “aduh, gw kenyang nih”, “aduh, gw ga abis nih”. Padahal dia sendiri yang memilih dan membeli makanannya. Kadang ingin kubentak orang yang demikian, namun rasanya lisanku lemah,kubentak saja kau dengan tulisan ini!

“Boleh saja engkau kaya dan bisa membeli segalanya, tapi aku rasa engkau miskin akan kepedulian. Ketahuilah bahwa sepiring kepedulianmu, lebih berharga dari jutaan kekayaanmu
Habiskan makannya ya… jangan ambil kalau tak suka, jangan berlebihan jika tak mampu menghabiskan.

Share:

Thursday, June 6, 2013

Akan ada banyak petir ketika mendekati kiamat

DETIK ISLAMI RENUNGAN - Imam Ahmad berkata, "Muhammad bin Mush'ab meriwayatkan kepada kami dari" Imarah dari Abu Nadhrah dari Abu Sa'id al Khudri bahawa Rasulullah SAW bersabda, "Akan ada banyak petir ketika mendekati kiamat. Sehingga seorang lelaki dan suatu kaum berkata, 'Siapakah yang tersambar petir dari kalian pagi ini?' Mereka berkata, 'Telah tersambar petir si fulan dan si fulan "

Al Hafizh Abu Bakar al bazzar mengatakan dalam musnadnya, "Ishaq meriwayatkan kepada kami dari Khalid dari Suhail dari ayahnya Abu Hurairah bahawa Rasulullah SAW bersabda," Tidak akan terjadi kiamat hingga langit menurunkan hujan sampai tidak ada lagi rumah rumah orang orang bandar dan tidak ada pula rumah rumah orang kampung. "


Imam Ahmad
berkata, "Mu'amal meriwayatkan kepada kami dari Himad dari Ali bin Zaid dari Khalid ibnul Huwairits dari Abdullah bin Amru bahawa Rasulullah SAW bersabda," Ayat ayat teruntai dalam sebuah tali, kemudian tali itu putus maka sebagian yang satu mengikuti sebahagian yang lain .
Dalam beberapa tahun terakhir, sebahagian negara akan mengalami hujan yang berterusan, bahkan Arab Saudi pada masa dulu sangat gersang dan jarang hujan pun telah mengalami hujan lebat berhari-hari dan mengakibatkan bencana banjir bahkan salji pun turun di sana, apakah ini salah satu pertandanya? Wallahu alam ...
Share:

Wednesday, May 29, 2013

Ayah! kenapa engkau tidak pergi berjihad?

Seorang anak perempuan yang masih kecil berumur sekitar tujuh tahun datang kepada bapanya, dia bertanyakan suatu soalan: "Wahai ayah kenapa engkau tidak pergi berjihad?" Ayah anak perempuan kecil ini hairam dengan soalan itu, dan dia ingin mengujinya, maka dia bertanya: "Nak! Jika aku pergi untuk berjihad, boleh jadi ayah nanti akan terbunuh, dan kamu nanti tidak mempunyai bapa seperti kanak-kanak yang lain". Maka mujahidah kecil itu menjawab: "Jika engkau terbunuh maka itu yang utama, kerana engkau akan menjadi seorang syuhada 'dan masuk jannah dan kita akan masuk jannah bersama-sama".


Inilah iman yang kuat dan fitrah yang bersih serta bentuk pelaksanaan perintah Allah SWT yang telah tertanam di dalam diri dan sikap kanak-kanak perempuan kecil itu, dia itulah yang kita perlukan hari ini di dalam mendidik kanak-kanak lelaki-lelaki dan perempuan kita. Kita ingin mendidik mereka dengan tarbiyah iman dan jihad.

Maka kita mulai dengan menanamkan aqidah yang benar, yang tidak ada penyakit dan tidak ada penyelewengan dari orang-orang yang bersikap toleran dan kaum munafik. Serta mengajar mereka agama yang benar sebagaimana yang telah dibawa oleh Nabi SAW. Kemudian kita menanamkan dalam diri mereka bahawa mereka adalah sebahagian daripada kesatuan umat Islam ini dan mereka adalah harapan umat ini setelah Allah di dalam menyelamatkan dan mengangkat umat dari cengkaman cakar-cakar kehinaan dan kenistaan ​​serta menyatakan permusuhan secara terang-terangan terhadap umat-umat kafir di muka bumi pada zaman ini. Diharapkan mereka dapat mengembalikan kemuliaan dan kekuatan serta puncak kejayaan umat Islam pada zaman ini.


Penting juga kita mempersiapkan mereka baik dari segi fizikal mahupun mental sehingga mereka harus dilatih tentang cara memegang senjata, berani, dan bertempur mati-matian di medan perang serta mencari kesyahidan di jalan Allah, bahawa semua itu adalah sebagai bentuk mendekatkan diri dan ketaatan kepada Allah yang paling utama.

Kita ingin menghantarkan mereka hingga sampai pada tahap di mana dia menyerap seluruh makna-makna kemuliaan dan jihad sehingga hiduplah salah satu dari mereka menjadi seorang yang mulia, mujahid, bangga dengan agamanya, pembela umatnya, bahkan dia bangga bahawa dia adalah seorang mujahid yang ditakuti oleh orang-orang kafir dan munafik.

Kita memohon kepada Allah untuk memberikan kebaikan kepada kanak-kanak kita dan menjadikan kita serta mereka termasuk dari para mujahid di jalan Allah. Memberikan rezeki kepada kita dan mereka dengan kesyahidan serta mengumpulkan kita di Firdausil A'la


Share:

ISI HATI SEORANG WANITA : SAYA BUKANLAH WANITA CANTIK


Jika engkau mencari pendamping hidup yang CANTIK.
Sayang sekali itu bukanlah saya.
Karena saya hanyalah wanita yang berwajah biasa.

Jika engkau mencari pendamping hidup yang MANIS.
Sayang sekali itu bukanlah saya.
Karena saya hanyalah wanita yang berwajah sederhana.

Jika engkau mencari pendamping hidup yang KAYA.
Sayang sekali itu bukanlah saya.
Karena saya hanyalah wanita yang tak berharta.

Jika engkau mencari pendamping hidup yang PUNYA JABATAN.
Sayang sekali itu bukanlah saya.
Karena saya hanyalah wanita yang tak bertahta.

Akan tetapi..

Jika Engkau mencari wanita yang mau dibimbing.
Jika Engkau mencari wanita yang mau dituntun.
Jika Engkau mencari wanita yang mau mengabdi kepada suami.
Jika Engkau mencari wanita yang mau berbakti kepada suami.

Mungkin itu ada pada saya
Karena begitulah keinginan saya.
Saya ingin dibimbing oleh suami.
Saya ingin menjadi makmum yang baik.
Saya ingin mengabdi dengan tulus.
Saya ingin berbakti dengan ikhlas.

Karena ridha suami adalah segalanya bagi setiap isteri.
Yang akan membuat isteri menjadi Mulia.

( isi hati seorang wanita )
Share:

Salah Satu Tanda Kiamat: Orang Dungu Menjadi Pemimpin

DETIK ISLAMI - Rasulullah S.A.W pernah bersabda: Apabila engkau melihat orang yang tidak berterompah, tidak berpakaian (orang yang miskin), yang tuli,bisu dan buta menjadi penguasa dibumi, maka itulah tanda-tanda kiamat. (Hadis Riwayat Muslim)

Imam Nawawi yang mentafsirkan Hadis ini meyatakan bahawa yang dimaksukan dengan orang yang tidak berterompah, tidak berpakaian (orang miskin) dijadikan pemimpin itu ialah orang yang miskin ilmunya dan miskin akhlaknya.

Miskin didalam hadis ini bukanlah bermaksud miskin dari segi wang ringgit dan harta tetapi miskin disini lebih bersifat tersirat yakni bermaksud miskin jiwa.

Bisu, tuli dan buta didalam hadis ini pula sama maksudnya dengan Firman Allah S.W.T dalam surah Al-Baqarah ayat ke 18 iaitu :

Bisu, tuli dan buta. Maka mereka itu tidak akan kembali lagi ke jalan kebenaran ( sesat). Maka yang dimaksudkan oleh Rasulullah S.A.W dalam hadis ini adalah manusia yang sesat itu dijadikan pemimpin (antara tanda kiamat). Mereka tidak menggunakan panca indera mereka untuk menilai dan menerima kebenaran seolah-olah pancaindera yang dikurniakan kepada mereka tersebut telah hilang dan tidak ada gunanya lagi ( Juz 1, bab Asyratuss'ah Shahih Muslim Syarh An-Nawawi)

Musibah kehadiran pemimpin-pemimpin daripada golongan yang dungu ini akan semakin bermaharajalela pada masa-masa terakhir usia dunia ini dan akan dihilangkanlah oleh mereka ini amanah (amanah rakyat) kerana pekerjaan atau tugas-tugas kepimpinan tersebut telah diserahkan kepada orang yang tidak layak untuk memimpin manusia (rakyat jelata). Sedangkan syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin didalam Islam adalah seseorang tersebut perlu mempunyai ilmu pengetahuan dan berkemampuan dalam bidang Ilmu Syariah yang akan dapat menjadikan pemimpin tersebut berijtihad dan menggunakan kebijaksanaan fiqh dalam pentadbiran.

Selain itu seorang pemimpin juga disyaratkan untuk bersifat adil bukan bersifat fasik. Adil yang dimaksudkan disini bermaksud adil dalam semua aspek pemerintahan, tidak berdusta dan tidak memakan harta yang bukan merupakan haknya, tidak melakukan penyelewengan wang kerajaan dan tidak mengamalkan gaya hidup rasuah serta banyak lagi.

Seorang lelaki Arab awam telah bertanya pada Rasulullah S.A.W, " Ya Rasulullah, bilakah kiamat itu akan terjadi?"

Baginda S.A.W menjawab , "Apabila amanah telah disia-siakan maka nantikanlah kemunculan kiamat"

Lelaki itu bertanya lagi, "Bagaimana yang dikatakan amanah yang disia-siakan?

Baginda S.A.W menjawab, "Apabila sesuatu urusan yang penting diserahkan kepada yang tidak layak untuk memangkunya, maka nantikanlah kemunculan kiamat" (Hadis Riwayat Al-Bukhari)

Renung-renungkanlah sabda-sabda Nabi Muhammad S.A.W dan Firman Allah S.W.T .. sudahkah musibah seperti ini terjadi?
Share:

Tuesday, May 28, 2013

Dimanakah Allah Berada?

 DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN
SEBAGIAN umat Islam jika ada yang bertanya: “Dimana Allah ?” Maka mereka menjawab: “Allah ada di mana-mana.” Ada pula yang menjawab: “Allah ada di dalam diri kita, yaitu di hati.” Atau yang lebih mengkhawatirkan lagi ada yang mengatakan: “Allah tidak ada di mana-mana, kita tidak boleh sok tahu.”
Entah apa yang menyebabkan pemahaman ummat Islam tentang Allah Swt masih jauh menyimpang dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Padahal perkara ini termasuk hal yang paling mendasar dalam agama Islam.


Mari kita perhatikan firman Allah Swt berikut “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas ´Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4).

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” (QS. Al-Mulk: 16-17).
Dalam ayat ini sangat jelas bahwasannya Allah Swt ada di langit bersemayam di atas ‘Arsy-Nya. Namun ilmu-Nya meliputi segala yang ada di langit maupun di bumi. Ia mengetahui semua yang telah Ia ciptakan dari awal hingga akhir tanpa terkecuali.

Ada lagi dalil dari hadits Mu’awiyah bin Hakam, dikatakan bahwa suatu hari ia berniat membebaskan seorang budak wanita sebagai kafarah. Lalu Ia bertanya kepada Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw menguji budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah Allah?” maka ia menjawab: “Di atas langit.” Beliau bertanya lagi: “Siapa AKu?” maka ia menjawab: “Anda utusan Allah.” Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karna ia seorang yang beriman.” (HR. Muslim).

Hal lain yang dapat dijadikan dalil adalah fitrah manusia jika berdo’a maka hati dan fisiknya mengarah ke atas (ke langit). Bahkan ini terjadi pada semua agama, termasuk anak kecil yang keilmuannya masih cetek. Belum ditemukan, ada orang dari agama manapun yang jika berdo’a ia mengarahkan hati dan fisiknya ke arah bawah (tanah) atau ke samping kiri dan ke samping kanan.
Namun demikan ada sesuatu yang harus kita perhatikan dengan seksama tentang firman Allah Swt yang berbunyi “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah.” (QS. Asy-Syura: 11).
Dengan firman Allah tersebut maka tertutuplah segala pertanyaan menyimpang yang sengaja dihembuskan oleh setan ke dalam dada manusia. Seperti pertanyaan bagaimana cara Allah duduk, atau bagaimana bentuk ‘Arsy Allah dan lain sebagainya.

Kita umat Islam tidak sepatutnya berfikir sejauh itu. Karena hal tersebut termasuk perbuatan yang sia-sia dan dapat membahayakan diri kita. Cukup kita katakan bahwa Allah Maha Suci dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengannya.
Pada zaman dahulu, Para ulama sangat tegas menyikapi orang-orang yang suka mempermainkan Allah Swt  dengan pertanyaan-pertanyaan nyeleneh.
Seperti ketika Imam Malik ditanya oleh seseorang dalam majelisnya tentang bagaimana cara Allah bersemayam ? maka beliau menjawab: “Bagaimana caranya itu tidak pernah disebutkan (dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits), sedangkan istawa (bersemayam) itu sudah jelas maknanya, menanyakan tentang bagaimananya adalah bid’ah, dan saya memandang kamu (penanya) sebagai orang yang menyimpang, kemudian memerintahkan si penanya keluar dari majelis.” (Dinukil dari terjemah Aqidah Salaf Ahabil Hadits).

Jadi tidak ada gunanya kita memaksakan diri untuk memikirkan bentuk Allah karena ujung-ujungnya kita akan tersesat.  Akal manusia sangat terbatas, daya jangkaunya pun sangat rendah. Ada jutaan misteri dalam hidup ini yang sejak dahulu hingga detik ini belum bisa terjawab dan mungkin tidak akan terjawab hingga seluruh manusia mati.
Contoh kecil, dalam ilmu matematika. Kita mengenal apa yang disebut bilangan cacah, yaitu sebuah bilangan yang dimulai dari 0,1,2,3, dan seterusnya. Setelah angka 9 ada angka 10, setelah angka 10 ada angka 11 hingga ratusan, jutaan, triliunan dan seterusnya. Lantas siapakah yang dapat menjawab kapankah atau dimanakah ujung dari bilangan tersebut?

Kewajiban yang diperintah Allah Swt kepada kita hanyalah meyakini bahwa Allah ada di langit, duduk bersemayam diatas ‘Arasy sesuai dengan apa yang dijelaskan Al-Qur’an dan Hadits Sahih tanpa menggambarkan atau mempertanyakan teknisnya.
Share:

Thursday, November 29, 2012

RENUNGAN HARIAN - Adab Terhadap Diri Sendiri

DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN
 Oleh, Satriawan Muhammad Anun As-Sasakiy
SEORANG MUSLIM pastinya sangat memahami bahwa keselamatan dan kebahagiannya di dunia maupun di akhirat sangatlah ditentukan oleh kebersihan jiwanya, kesucian dan kemuliaan jiwanya dan sampai sejauh mana dia mendidiknya dengan adab-adab Islam. Sebagaimana kesengsaraan dirinya sangat ditentukan oleh kerusakan dan kekotoran jiwanya.
Karenanya lazim atas seorang Muslim untuk mendidik dirinya sendiri, mensucikan dan membersihkan jiwanya, menjauhkannya dari hal yang bisa menodai dan mengotorinya baik itu berupa keyakinan yang rusak, maupun perkataan dan perbuatan maksiat.

Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mnegotorinya.” (Q.S As’Syams:9-10)
Diantara langkah-langkah yang dilakukan untuk mendidik jiwa dalam memperbaikinya serta mensucikannya adalah :
Taubat. Yaitu menghindarkan diri dari segala bentuk maksiat, mentesali dosa-dosa yang telah dilakukan dan berazam untuk tidak kembali kedalam lumpur dosa pada sisa-sisa umur yang ada.

Firman Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (Q.s At-Tahrim:8)

Muraqabah. Yaitu membawa jiwa pada kondisi selalu merasa diawasi dan diintai oleh Allah SWT. setiap saat, dimanapun dan kapanpun.
Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An-Nisa : 1)

Mujahadah. Yaitu mengarahkan jiwa dengan sungguh-sungguh kepada keta’atan dan kebaikan serta menekan dan melawannya dari berbuat keburukan dan kemaksiatan.
Firman Allah SWT. : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (Q.S. Al-Ankabut:69)

Mu’aqabah. Yaitu memberikan sangsi kepada diri bila lalai melakukan suatu kebaikan atau tidak sempurna menunaikannya.  Seperti halnya Abdullah Ibnu Umar, bila ketinggalan berjama’ah shalat, beliau selalu menghidupkan seluruh malam hari itu dengan ibadah.Beliau pernah mengakhirkan shalat Maghrib sampai nampak dua bintang dilangit, lalu beliau membebaskan dua orang budak.Ataupun Abu Thalhah yang pernah disibukkan oleh kebunnya dari shalatnya (telat), lalu beliau mengeluarkan shadaqah dari kebunnya itu.

Muhasabah. Yaitu mengintropeksi diri dalam pelaksanaan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Baik itu muhasabah harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. bagaikan seorang pedagang yang mengecek dagangannya diakhir bulan apakah ia mengalami rugi atau untung.
Firman Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasyr: 18 ) 
Seorang penulis buku Adab-Adab Islam
Share:

Tuesday, November 27, 2012

DETIK - FASE-FASE KEHANCURAN JASAD DI DALAM KUBUR

“TAK ADA yang abadi,” begitu yang pernah disenandungkan salah satu band favorit di Indonesia. Begitu pun manusia, suatu hari nanti pasti akan mengalami kematian dan tidak akan ada yang akan hidup selamanya. Saat manusia meninggal dunia, tidak ada satu pun yang ia bawa. Harta, keluarga, teman, kedudukan dan jabatan tidak ada artinya sama sekali. Dan tahukah? Sesungguhnya saat mayat masuk ke dalam kubur, ia akan melewati beberapa fase perubahan. Inilah fase-fase perubahan mayat sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya.

Malam Pertama
Di kuburan pembusukan dimulai pada daerah perut dan kemaluan. Subhanallah, perut dan kemaluan adalah dua hal terpenting yang anak cucu Adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah SWT membuat manusia merugi di dunia akan membusuk pada malam pertamanya di kuburan. Setelah itu, mulailah jasad berubah warna menjadi hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona, nanti tubuh manusia hanya akan memiliki satu warna saja.

Malam Kedua
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti: limpa, hati, paru-paru dan lambung.

Hari Ketiga
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluatkan bau busuk tidak sedap.

Seminggu Setelahnya
Wajah mulai tampak membengkak, dua mata, kedua lisan dan pipi.

Setelah 10 hari
Tetap terjadi pembusukan pada kali ini pada anggota-anggota tubuh tersebut, perut, lambung, limpa..

Setelah 2 Minggu
Rambut mulai rontok

Setelah 15 Hari
Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km, dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya

Setelah 6 Bulan
Yang tersisa hanya rangka tulang saja.

Setelah 25 Tahun
Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji, dan di dalam biji tersebut, kita akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut ‘ajbudz dzanab (tulang ekor). Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat.
Inilah tubuh yang selama ini kita jaga. Inilah tubuh yang sering kali kita berbuat maksiat kepada Allah dengannya. Oleh karena itulah, jangan biarkan umur kita melewati jasad ini sia-sia, karena dia akan mendapatkan apa yang telah disebutkan.
Share:

Cari Artikel Di Sini.

Advertice

loading...

Recent

Kitab AlHikam

WebAris.Id

Copyright © Irsyah Putra
Author by Healthy Life | Support by WebAris.Id