Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More

Thursday, July 21, 2016

Kisah Tentang Kejadian Di Gua Hira

Menginjak usia 40 tahun, pandangan, pengamatan dan perenungan tentang kehidupan yang terus-menerus dilakukan Muhammad saw. membuat beliau semakin berbeda dan terpisah pola pikiran dengan kaumnya. Hal itu yang menyebabkan beliau sering menyendiri. Kisah tentang Muhammad pada usia ini banyak dikenal dengan peristiwa kejadian di Gua Hira.

Kebiasaan setiap tahun Muhammad saw meninggalkan Makkah untuk menghabiskan bulan Ramadhan menyendiri di dalam Gua Hira, yaitu sebuah goa yang berada beberapa mil dari Makkah dan jauh dari daerah yang ramai dan terletak di puncak bukit.
Di dalam gua yang sunyi dan hening itulah Muhammad saw bersembah sujud, mengasah hati, menjernihkan roh dan jiwa, mendekatkan diri dari kebenaran dan menjauhkan diri dari kebatilan dengan segala kemampuan dan kesanggupannya.
Sampailah pada suatu ketika dimana beliau melihat sebuah cahaya terang namun tidak menyilaukan mata. Kemudian beliau mendengar suara (malaikat) berkata: "Bacalah..." Beliau menjawab: "Aku tidak dapat membaca." Malaikat itu mengulang-ulang perintahnya sambil membekap beliau sampai-sampai sesak nafasnya. Dan beliaupun mengulang-ulang jawabannya. Inilah yang kemudian dikenal menjadi ayat-ayat Al-Quran yang turun pertama kali.

Setelah peristiwa itu dengan badan yang gemetar, Muhammad saw pulang dan sesampai di rumah beliau minta diselimutkan oleh istrinya Sitti Khadijah. Dan kemudian setelah tenang perasaannya belaiupun menceritakan tentang apa yang dialaminya di dalam Gua Hira dan merasa khawatir akan terjadi sesuatu pada diri beliau. Sitti Khadijah menanggapi cerita yang belaiu sampaikan dan mengatakan bahwa beliau tidak perlu mengkhawatirkan itu.

Beberapa waktu setelah kejadian di Gua Hira itu, Sitti Khadijah mengajak Muhammad saw. pergi menemui Waraqah bin Naufal, salah seorang anak paman Sitti Khadijah. Kepada Waraqah bin Naufal, Muhammad menceritakan kejadian yang dialaminya dalam Gua Hira itu. Waraqah berkata: "Itulah malaikat yang diturunkan Allah kepada Musa ... Alangkah bahagianya seandainya aku masih muda...! Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup pada saat anda diusir dari kaum anda...! Beliaupun bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menyahut: "Ya. Belum pernah ada orang datang membawa seperti yang anda bawa itu yang tidak dimusuhi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami saat kenabian anda, pasti anda kubantu sekuat-kuatnya."

Share:

Kisah Orang Yang Mencari Kebenaran

Kisah tentang orang-orang yang mencari kebenaran pada masa sebelum Muhammad saw. diangkat menjadi Nabi sangat banyak dijumpai. Namun yang paling sering dibicarakan kisahnya adalah kisah Zaid bin 'Amr bin Nufail, dimana beliau sampai ke negeri Syam untuk mencari kebenaran atau agama yang akan dipeluknya.

Sampai di negeri Syam, Zaid bin 'Amr bin Nufail bertemu dengan ulama Yahudi dan bertanya pada Yahudi itu:
Zaid bin 'Amr bin Nufail: "Apa agamamu?... Mungkin aku akan memeluk agamamu"
Ulama Yahudi: "Janganlah anda memeluk agama kami, agar anda tidak kecipratan murka Tuhan!"
Zaid bin 'Amr bin Nufail: "Saya selalu menjauhkan diri dari murka Tuhan.,,, Apakah anda dapat menunjukkan agama lain?
Ulama Yahudi: " Saya tidak tahu, saya anjurkan supaya anda menjadi seorang Hanif"
Zaid bin 'Amr bin Nufail: "Apakah Hanif itu?"
Ulama Yahudi: "Penganut agama Ibrahim. Ibrahim bukan orang Yahudi, bukan orang Nasrani dan ia tidak bersembah sujud selain kepada Allah"
Karena tidak mendapat jawaban tentang kebenaran, Zaid bin 'Amr bin Nufail melanjutkan dan bertemu dengan pendeta Nasrani. Beliau pun bertanya kepada pendeta itu. Jawaban yang diterima beliaupun sama dengan jawaban yang diterima dari ulama Yahudi yaitu melarang memeluk agamanya dan menyarankan untuk menjadi seorang Hanif.

Dan akhirnya Zaid bin 'Amr bin Nufail pergi meninggalkan pendeta itu sambil mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan kesaksian: "Ya Allah, saya bersaksi bahwa saya memeluk agama Ibrahim as.!"

Kenapa ulama Yahudi dan pendeta Nasrani itu melarang Zaid bin 'Amr bin Nufail untuk memeluk agama yang mereka anut?

Memang pada masa itu mereka berada dalam keadaan kebingungan tentang kehidupan di bumi ini.

Orang Yahudi merasa hidup sebagai buronan di muka bumi dan dibuang ke berbagai penjuru dunia.

Sedangkan orang Nasrani berada di dalam kondisi perpecahan yang berselisih pendapat mengenai sifat Al-Masih, mengenai kedudukannya dan kedudukan bundanya di sisi Tuhan Yang Maha Besar.
Orang Nasrani di negeri Syam yang ditanya Zaid bin 'Amr bin Nufail adalah golongan Jacobian. Mereka tidak sepaham dengan aliran resmi yang dianut oleh gereja Romawi.

Begitulah keadaan kehidupan manusia pada masa itu (sebelum pengangkatan nabi). Mereka berada pada keadaa yang membingungkan. Seperti yang dialami oleh Zaid bin 'Amr bin Nufail, dimana ia berusaha mencari kebenaran sampai ke negeri Syam. Dan akhirnya ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa tiada laian yang patut disembah selain Allah.

Share:

Monday, July 18, 2016

Pendeta Bahira Melihat Tanda-Tanda Kenabian Pada Muhammad SAW

Berita tentang perjalanan Nabi Muhammad saw. ke negeri Syam dan kemudian bertemu dengan pendeta Bahira banyak disebut dalam buku riwayat tentang Islam.  Disebutkan bahwa dalam perjalanan ke Syam bersama pamannya Abu Thalib itu beliau bertemu dengan seorang pendeta nasrani  yang bernama Bahira.

Pada saat bertemu dengan Muhammad saw. pendeta Bahira merasa melihat tanda-tanda kenabian ada pada wajah dan kedua bahu Muhammad saw. Pendeta Bahira bertanya kepada Abu Thalib: "Apa hubungan anak ini dengan anda?"
Dijawab oleh Abu Thalib: "Dia anakku!"
Pendeta Bahira menyangkal: "Tidak mungkin ayah anak ini masih hidup!"
Abu Thalib menerangkan: "Dia anak saudaraku. Ayahnya meninggal dunia di saat dia masih dalam kandungan ibunya." Kemudian, Bahira menyarankan: "Anda benar, ajaklah ia pulang ke negeri anda dan hati-hatilah terhadap orang-orang Yahudi.

Kebenaran berita pendeta Bahira yang melihat tanda-tanda kenabian ini bisa diperkuat dengan adanya berita akan datang seorang Nabi setelah Nabi Isa as. terdapat di dalam kitab suci kaum Nasrani. Sejak mereka mendustakan berita akan datangnya seorang nabi dan rasul yang bernama Muhammad saw., mereka sebenarnya menanti-nantikan kedatangan nabi yang dijanjikan, tapi itu mereka tutupi dengan mengatakan bahwa nabi yang dijanjikan itu tidak akan datang selama-lamanya...
Tetapi ternyata ia sekarang telah datang sebagai kenyataan...!

Share:

Sunday, July 17, 2016

Peristiwa Pembedahan Dada Nabi Muhammad

Semenjak dari bayi sampai masa kanak-kanaknya Nabi Muhammad saw. tinggal bersama keluarga Halimah dari kaum Bani Sa'ad. Hal ini seiring dengan kebiasaan bagsa Arab pada saat itu, dimana para bayi-bayi yang lahir disusui oleh kaum wanita dari daerah pedesaan.
Selama lima tahun tinggal bersama kaum Bani Sa'ad, beliau tumbuh sehat. Pada masa ini hal yang istimewa yang dialami Nabi Muhammad saw. yang dikenal dengan "Peristiwa Pembedahan Dada Nabi Muhammad".

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas mengatakan, peristiwa pembedahan dada Nabi Muhammad saw itu terjadi ketika beliau sedang bermain-main bersama teman-temannya.. Malaikat Jibril mendatangi Muhammad saw. kemudian mengajaknya pergi, lalu dibaringkan, kemudian dibedah dadanya dan dikeluarkan hatinya. Dari hati beliau diambil segumpal darah (berwarna hitam), kemudian Malaikat Jibril berkata: "Inilah bagian setan yang ada di dalam tubuhmu!". Lalu hati dicuci dengan air Zamzam. Setelah itu diletakkan kembali ke dalam dada beliau dan kemudian dada beliau ditutup lagi.

Pada peristiwa pembedahan dada Nabi Muhammad saw. ini, anak-anak lain yang bermain bersama beliau tadi berlarian menemui ibu susuan beliau (Halimah) memberitahukan bahwa Muhammad saw. mati dibunuh orang. Semua anggota keluarga datang ke tempat beliau, dan mereka melihat Muhammad saw. dalam keadaan muka pucat pasi.

Hikmah yang diambil dari peristiwa pembedahan dada Nabi Muhammad saw. ini adalah menyatakan bahwa Allah tidak akan membiarkan manusia istimewa seperti Nabi Muhammad saw. menjadi manusia pada umumnya. Sejak berusia masih kanak-kanak beliau diselamatkan dari berbagai macam kekurangan dan keburukan yang biasanya ada pada tabiat manusia umumnya.

Share:

Saturday, July 16, 2016

Membuat Blog Yang Bisa Di Approved Oleh AdSense

Akun AdSense yang disetujui sepenuhnya oleh Google AdSense hampir bisa dikatakan adalah keinginan para blogger saat ini. Karena dengan disetujui sepenuhnya akun tersebut, maka blog yang didaftarkan oleh blogger ke AdSense bisa menayangkan iklan dan tentu pada akhirnya akan menghasilkan uang kepada blogger pemilik blog tersebut.
Logo Google AdSense
Namun sekarang ini, untuk bisa di approved oleh AdSense tidaklah mudah. Ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh blog yang didaftarkan ke AdSense. Namun tidak seorangpun yang tahu secara jelas tentang syarat yang bagaimana yang diminta oleh AdSense sehingga para blogger pun berusaha membuat blog semaksimal mungkin agar bisa mendapat persetujuan atau di approved ole AdSense.

Pada dasarnya AdSense akan menyetujui atau me-approved blog yang bermutu, menarik, berisikan informasi yang jelas (tidak hanya gambar) dan blog yang mempunyai navigasi yang jelas.
Berdasarkan pengalaman, saya berusaha membuat blog sebagus mungkin (menurut saya hehehe...), bermacam cara saya coba untuk bisa membuat AdSense menyetujui blog saya sebagai tempat AdSense memasang iklan. Mulai dari gonta-ganti template, cek SEO disana-sini, dan banyak lagi yang lainnya.
Dan akhirnya, saya dapat email dari AdSense yang menyatakan bahwa akun saya telah disetujui sepenuhnya.

Pada postingan ini, saya ingin berbagi kepada blogger yang akun AdSense nya belum disetujui sepenuhnya oleh AdSense tentang bagaimana cara membuat blog agar bisa di approved atau disetujui oleh AdSense.

Ini caranya (mohon diingat bahwa ini berdasarkan pengalaman saya, bukan petunjuk dari Google):
  1. Gunakan template yang tepat untuk blog anda. Tentu anda harus memilih template yang bagus menurut AdSense, bukan template yang bagus menurut anda. Saran saya gunakan template New Johny Wuss, Template Blog Seo Responsive.
  2. Buat beberapa tulisan pada blog anda. Coba perhatikan website " Sebagai informasi, jumlah tulisan pada blog saya saat di approved oleh AdSense hanya 27.
  3. Periksa kesehatan blog anda pada "Search Console" yang telah disediakan Google. Jika ada yang kesalahan perayapan url, sebaiknya diperbaiki dulu. Karena ini dianggap menyulitkan bagi Adsense saat memeriksa blog anda.
  4. Jangan pernah mengganti template blog setelah anda daftarkan! Karena AdSense akan menganggap bahwa blog anda belum selesai dibuat.
  5. Mungkin anda harus sedikit bersabar menunggu, jika umur blog anda kurang dari 6 bulan. Blog saya ini dibuat tanggal 22 Desember 2015, pada bulan Maret 2016 saya daftarkan ke AdSense. Baru di approved oleh Adsense tanggal 12 Juli 2016. Jadi umur blog ini ketika mendapat persetujuan penuh dari AdSense adalah 6 bulan 20 hari.
Semoga beberapa cara yang saya sampaikan di atas bermanfaat dan bisa membantu anda untuk menjadikan blog anda bisa diterima dan disetujui secera penuh oleh AdSense. Rajinlah memeriksa kesehatan blog anda pada "Search Console", jaga jangan sampai ada terjadi kesalahan perayapan pada blog anda.
Share:

Wednesday, July 13, 2016

Kisah Pada Masa Kelahiran Nabi Muhammad

Nabi Muhammad saw. dilahirkan dari lingkungan keluarga yang bersih dan suci serta mempunyai silsilah kehormatan. Yaitu keluarga yang menjadi pusat segala keutamaan orang-orang Arab dan bersih dari noda apa pun juga.
Akan tetapi Nabi Muhammad saw. walaupun beliau berasal dari keturunan yang mulia, beliau tidak memiliki kekayaan. Sedikit harta yang dimilikinya dan kemuliaan asal-usul keturunannya saja yang membuat beliau sejak pertumbuhannya mempunyai keutamaan lebih banyak daripada semua keutamaan yang dimiliki oleh lapisan-lapisan masyarakat yang lain.

Dimasa kelahiran Nabi Muhammad saw. Abdul Muththalib, kakek Nabi Muhammad saw. adalah seorang penguasa Makkah, tetapi kekuasaan yang berada di tangannya itu merupakan kekuasaan yang terakhir dan tidak menurun ke anak-cucunya. Karena kedudukan orang-orang yang menyainginya semakin kuat (karena banyak hartanya), kepemimpinan Abdul Muththalib pasti akan pindah ke tangan mereka.
Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw. adalah anak bungsu Abdul Muththalib. Beliau dinikahkan oleh ayahnya dengan Aminah binti Wahb dari kaum Bani Sa'ad. Masih dalam keadaan sebagai pengantin baru dengan Aminah, beliau meninggalkan keluarganya merantau untuk mencari rezeki. Pada masa itu ia pergi ke negeri Syam, tapi ternyata kepergiannya ke negeri Syam itu merupakan kepergiannya untuk selamanya. Karena ketika dalam perjalanan pulang ke Makkah di mana Aminah sudah menanti kedatangan suami dengan kabar gembira bahwa ia sedang mengandung dan sebentar lagi akan melahirkan, beliau jatuh sakit dan singgah di Madinah dan kemudian wafat di sana.

Nabi Muhammad saw. lahir sebagai seorang anak yatim, karena ayahnya telah tiada ketika ia dilahirkan. Beliau lahir di Makkah dan sangat disambut dengan suka cita oleh kakeknya (Abdul Muthathalib). Nama "Muhammad" yang menjadi nama beliau adalah pilihan Abdul Muththalib, dimana belum ada satu orang pun sebelumnya memakai nama ini. Arti "Muhammad" dalam bahasa Arab adalah orang yang terpuji.

Pada masa kelahiran nabi Muhammad saw. bangsa Arab mempunyai tradisi atau kebiasaan yang menyusui bayi-bayi Makkah adalah wanita Arab dari daerah gurun yang berharap dengan menyusui bayi-bayi itu mereka akan mendapat imbalan yang dapat menopang hidup mereka. Tentu sasarannya adalah bayi-bayi dari golongan orang kaya. Hal inilah yang membuat cemas Aminah karena Muhammad saw. bukanlah anak orang kaya, bahkan tidak punya ayah (yatim), tentu tidak ada mau menyusuinya. Halimah binti Abi Dzuaib mau mengambil Muhammad saw. sebagai anak susuannya walaupun pada mulanya ia merasa enggan karena tidak ada bisa diharap dari keluarga Muhammad saw.
Dengan kehadiran Muhammad saw. dalam keluarganya, Halimah merasa mendapat berkah, padahal sebelumnya ia hidup serba menderita dan serba kekurangan. Setelah menyusui Muhammad saw. kambing perahannya banyak mengeluarkan susu perahannya sehingga dapat mencukupi biaya kehidupan yang selama ini serba kekurangan.


Share:

Saturday, February 13, 2016

Kisah Tsabit bin Ibrahim Yang Saleh dan Jujur

Cerita ini adalah kisah yang terjadi pada zaman dulu dimana waktu itu ada seorang pemuda yang saleh dan jujur bernama Tsabit bin Ibrahim sedang melakukan perjalanan di pinggiran kota Kufah. Saat melintasi sebuah kebun, dia melihat ada pohon apel besar yang sedang berbuah lebat dan sangking besarnya pohon tersebut sampai-sampai dahannya yang berbuah itu menjulur ke luar pagar. Timbul niat Tsabit untuk memetiknya karena rasa lapar dan haus yang dialaminya namun niat itu diurungkannya karena mengingat bahwa pohon apel itu bukanlah miliknya dan tentu hal itu termasuk dalam arti mencuri.

Saat akan melanjutkan perjalanan, secara tak sengaja Tsabit bin Ibrahim melihat ada sebuah apel tergeletak di jalan. Karena apel itu adalah apel jatuh, ia berpikir akan halal baginya untuk memakan apel tersebut karena ia mencuri dari pohonnya. Lantas dimakannya buah itu.
Saat baru termakan separuh, Tsabit tersadar bahwa apel itu bukan miliknya. Walaupun apel tersebut tergeletak di jalan, yang pasti apel itu berasal dari pohon yang terdapat dalam kebun itu. Ia pun mencari pemilik kebun apel itu.
Dan ketika ia melihat seorang laki-laki di dalam kebun, ia menghampiri dan bertanya, "Apakah engkau pemilik kebun ini? Saya telah memakan apel ini separuh, untuk itu saya mohon maaf dan ini masih ada tersisa separuh lagi. Sudilah kiranya engkau merelakan apel ini agar halal untuk kumakan," pinta Tsabit.

Ternyata lelaki itu bukan pemilik kebun, ia hanya penjaga kebun sementara majikanya tinggal di tempat yang cukup jauh dari kebun itu.
"Butuh waktu yang lama untuk sampai ke rumah majikanku. Perjalanannya pun tidak mudah. Mengapa tidak kaumakan saja apel itu? Toh, ia adalah saudagar kaya dan tidak akan mempermasalahkan sebuah apel itu karena hasil kebunnya begitu melimpah ruah." usul si penjaga kebun.
"Sejauh apa pun rumahnya, aku harus tiba di sana meskipun harus melalui berbagai rintangan. Separuh apel ini sudah aku telan, artinya di dalam tubuh ini terdapat makanan yang tidak halal bagiku karena belum meminta izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah saw. bersabda, "Setiap daging yang tumbuh dari makanan haram maka api nerakalah yang layak baginya" kata Tsabit bin Ibrahim tegas.

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, sampailah Tsabit bin Ibrahim di rumah pemilik apel. Ia mengetuk pintu rumah sambil mengucapkan salam. Seorang lelaki membukakan pintu untuknya.
Setelah bertanya dan mengetahui bahwa lelaki itulah yang memiliki kebun apel, Tsabit pun menyampaikan maksud kedatangannya. "Wahai Tuan, kedatangan saya ke sini untuk meminta keikhlasanmu atas buah apel yang terlanjur aku makan separuh dan ini masih ada separuh lagi sambil menunjukkan sisa apel. Semoga engkau memaafkanku," Tsabit menjelaskan apa yang merisaukannya kepada si pemilik kebun.

Mendengar penjelasan Tsabit, saudagar itu berkata, "Aku tidak akan menghalalkannya kecuali dengan satu syarat!"
"Apakah itu, Tuan?"
"Kamu harus menikahi putriku dan aku akan menghalalkan apel itu untukmu."
Tentu saja Tsabit terkejut dengan syarat itu. Karena ia harus menebus kesalahannya dengan sebuah pernikahan? Belum habis keterkejutan Tsabit, pemilik kebun apel itu melanjutkan, "Putriku bisu, tuli, buta, dan lumpuh. Bagaimana? Apakah kamu menyanggupinya?"

Tsabit bin Ibrahim makin terkejut. Ia harus menikahi perempuan cacat yang akan mendampinginya seumur hidup hanya gara-gara memakan separuh buah apel. Namun, ia tidak memiliki pilihan lain. Jika jalan ini dapat membuka pintu ampunan Allah SWT, ia harus menjalaninya dengan ikhlas. Tsabit pun menyanggupinya.

Singkat cerita, pernikahan pun diselenggarakan. Mempelai wanita menanti di dalam rumah saat akad nikah berlangsung. Selesai dilakukan akad nikah, Tsabit bin Ibrahim dipersilakan oleh sang mertua untuk menemui putrinya yang kini telah sah menjadi istri Tsabit.

Ia mengetuk kamar yang ditunjuk sambil mengucapkan salam. Ketika Tsabit hendak membuka pintu kamar, terdengar suara wanita menjawab salamnya. Ia urung masuk ke dalam kamar itu karena yang ia tahu istrinya bisu, tuli, buta, dan lumpuh.
"Oh, maaf, aku salah kamar!" ujar Tsabit.
"Kau tidak salah. Aku istrimu yang sah!" kata wanita di dalam kamar itu, "Silakan masuk, wahai suamiku!"
Ketika Tsabit masih berdiri tertegun di depan kamar, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Yang membuka adalah seorang wanita cantik yang sehat tanpa cacat seperti yang dikatakan mertuanya.

Tsabit bertanya kepada wanita yang berdiri di hadapannya itu, "Jika kau benar istriku, ayahmu berkata bahwa kau buta. Tetapi, mengapa kamu bisa melihat?"
"Ayahku benar, mataku buta karena tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah," jawab putri pemilik kebun itu.

"Lalu, mengapa ayahmu mengatakan kamu tuli? Padahal, kau dapat mendengar salamku!" tanya Tsabit kembali.
"Itu juga benar, beliau tahu bahwa aku tidak pernah mau mendengar berita atau cerita yang tidak diridhai Allah." jelas sang istri.

"Kau pun tidak bisu seperti yang dikatakan ayahmu? Apa artinya?"
"Aku bisu karena tidak pernah mengatakan dusta dan segala sesuatu yang tercela. Aku banyak menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah."

"Dan apa maksud ayahmu mengatakan kau lumpuh?" tanya Tsabit lagi.
"Itu karena aku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang dibenci Allah." Jawab putri pemilik kebun.

Betapa bahagianya Tsabit bin Ibrahim bahwa yang ia nikahi adalah sosok wanita salehah yang sempurna fisiknya dan cantik bak purnama di kegelapan malam. Demikianlah kisah tentang seorang pemuda yang saleh dan jujur. Karena kejujurannya dan rasa takut akan dosa, sehingga harus rela menempuh perjalanan yang jauh untuk mendapatkan izin dari pemilik kebun apel yang dimakannya.
Berkat kejujurannya itu pulalah ia mendapat berkah menikahi istri yang cantik dan saleha pula. Dari hasil pernikahan mereka lahirlah ulama yang menjadi imam terbesar bagi umat Islam, yaitu Imam Abu Hanifah An-Nu'man bin Tsabit.

Share:

Cari Artikel Di Sini.

Advertice

loading...

Recent

Kitab AlHikam

WebAris.Id

Copyright © Irsyah Putra
Author by Healthy Life | Support by WebAris.Id