Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More

Friday, January 1, 2016

Memberi Tenggang Waktu Juga Merupakan Sedekah

Sedekah bisa dalam bentuk apa saja asalkan ikhlas ketika memberinya. Sedekah tidak hanya berupa uang, barang, makanan, tenaga atau lainnya. Memberi tenggang waktu saja sudah merupakan sebuah sedekah.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 280, Allah berfirman yang artinya: Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkannya (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Dari ayat ini dapat kita lihat bahwa betapa Islam memberi ajaran kepada umat muslim untuk mau bertenggang rasa kepada sesama yang benar-benar sedang dalam kesulitan. Dalam kehidupan sehari-hari, agama Islam sudah memprediksi bahwa suatu waktu nanti umat nya akan menemui perihal hutang piutang dan segala permasalahan dalam hutang piutang tersebut. Misalnya, ketika saat untuk membayar sudah sampai waktunya, namun orang yang berhutang belum mempunyai harta untuk membayar hutang (benar-benar tidak ada) maka Islam menganjurkan agar mau memberi tenggang waktu pada orang tersebut sampai dia mampu untuk membayar hutangnya. Dan ketika dia memberi kelapangan atau tenggang waktu tersebut, Allah telah memberi balasan pahala kepadanya karena telah bersedekah waktu.

Namun begitu, bagi yang mempunyai hutang jangan pula menjadikan ayat ini menjadi alasan untuk mengharapkan belas kasihan si pemberi hutang agar mau memberi tenggang waktu untuk mengulur pembayaran hutangnya itu.

Share:

Imbalan Bagi Sedekah Yang Ikhlas

Bersedekah adalah pemberian yang diberi secara sukarela dan ikhlas, merupakan sebuah perbuatan amal kebaikan dimana setiap amal kebaikan pasti akan mendapat imbalan kebaikan pula. Bagi orang yang suka bersedekah Allah menjamin bahwa mereka akan mendapat balasan atau imbalan dari Allah, hal itu diungkapkan atau disampaikan Allah melalui ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut;
  1. Surat Al-Baqarah ayat 254, yang artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran pinjaman kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
  2. Surat Al-Baqarah ayat 261, yang artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
  3. Surat Al-Baqarah ayat 262, yang artinya: Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka menerima pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran di antara mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
  4. Surat Al-Baqarah ayat 268, yang artinya: Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
  5. Surat Al-Baqarah ayat 274, yang artinya: Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran di antara mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
  6. Surat Ar-Ra'd ayat 22, yang artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepadanya, secara sembunyi dan terang-terangan serta menolak kejahan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
  7. Surat Saba' ayat 39, yang artinya: Katakanlah:"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.
Dari uraian ayat di atas disampaikan bahwa Allah akan memberikan imbalan atau balasan bagi oran-orang yang bersedekah, imbalan yang diberikan bisa berupa pahala atau ampunan bahkan Allah menggantinya berlipat ganda dari apa yang telah disedekahkan. Pada surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menyatakan bahwa Allah akan melipat gandakan (sedekah) sebanyak 700 kali. Dan ditegaskan juga bahwa sedekah itu adalah pemberian yang ikhlas.

Share:

Perintah Bersedekah Di Dalam Al-Quran

Sebagai seorang muslim yang telah mempercayai dan menjadikan kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup, tentu apa-apa yang diajarkan atau dianjurkan dalam Al-Quran tersebut wajib dilakukan. Perintah untuk melaksanakan sedekah dicantumkan dalam Al-Quran. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak bersedekah.

Adapun ayat-ayat dalam kitab suci Al-Quran yang menganjurkan untuk melakukan sedekah adalah sebagai berikut;
  1. Surat Al-Baqarah ayat 195, yang artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
  2. Surat Al-Baqarah ayat 254, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
  3. Surat Al-Baqarah ayat 261, yang artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
  4. Surat Al-Baqarah ayat 267, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, pada hal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
  5. Surat An-Nisaa' ayat 39, yang artinya: Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.
  6. Surat Al-Anfaal ayat 3, yang artinya: (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
  7. Surat At-Taubah ayat 104, yang artinya: Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima sedekah dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
  8. Surat Yusuf ayat 88, yang artinya: Maka ketika masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang suka bersedekah."
  9. Surat Ar-Ra'd ayat 22, yang artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
  10. Surat An-Nahl ayat 75, yang artinya: Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia nafkahkan rezeki itu secara sembunyi dan terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahuinya.
  11. Surat Faathir ayat 29, yang artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan dari sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
  12. Surat Al-Hadiid ayat 7, yang artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperolah pahala yang besar.
  13. Surat Al-Hadiid ayat 10, yang artinya: Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
  14. Surat Al-Munaafiquun ayat 10, yang artinya: Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
  15. Surat Ad-Dhuhaa ayat 10, yang artinya: Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
Dari uraian di atas nampak bahwa Allah jelas-jelas memerintahkan umat muslim untuk melakukan sedekah. Di dalam Al-Quran juga disampaikan bahwa Allah pasti akan memberi balasan bagi orang yang melakukan sedekah, selain itu Allah juga menegaskan bahwa harta yang dimiliki oleh umat manusia ini adalah pemberian dari-Nya. Jadi apa sulitnya untuk memberi sedekah yang jelas-jelas harta tersebut adalah pemberian Allah.

Share:

Thursday, December 31, 2015

Pengetahuan Tentang Sedekah

Apakah sedekah itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu berikut beberapa uraian yang dapat memberi sedikit pengetahuan tentang sedekah. Sedekah berbeda dengan zakat. Umat Islam wajib membayar atau menunaikan zakat (zakat harta dan zakat fitrah) sedangkan sedekah adalah berupa pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu atau jumlahnya. Sedekah merupakan sebuah amal kebaikkan yang paling mudah dilakukan seorang muslim.

Apa saja yang bisa disedekahkan?
Sedekah tidak dibatasi oleh waktu atau jumlahnya. Apa pun, kapan pun, dimana pun, berapa pun atau jumlahnya.  Ketika anda tersenyum dan seseorang menjadi senang karenanya maka itu adalah anda telah memberi sedekah kepada orang itu. Alkisah, khalifah Abu Bakar Siddiq pernah membersihkan rumah seorang janda tua yang dilakukan beliau secara sembunyi-sembunyi hampir setiap selesai shalat subuh. Itulah wujud sedekah yang beliau berikan dalam bentuk tenaga. Jadi sedekah tidak harus berbentuk uang, sedekah bisa diberikan dalam bentuk apa saja secara ikhlas dan bermanfaat bagi orang yang menerimanya.

Apa manfaat sedekah?
Jika dilihat dari manfaatnya, sedekah bermanfaat bagi yang memberi sedekah dan yang menerima sedekah.
Manfaat bagi yang memberi sedekah adalah telah melakukan sebuah perbuatan yang baik dan itu dipercaya selalu dicatat oleh mailakat walaupun tidak ada orang lain yang melihatnya.
Manfaat bagi yang menerima sedekah adalah telah tertolong oleh pemberian orang yang memberi sedekah. Besar atau kecil, yang pasti dia telah mendapatkan atau merasakannya.

Setelah mengetahui sedikit pengetahuan tentang sedekah, apa saja yang bisa disedekahkan, dan manfaat dari sedekah ini. Ada baiknya kita memberikan sedekah kepada orang lain. Tidak ada orang yang miskin karena bersedekah karena hakikatnya sedekah adalah memberikan sesuatu dengan sukarela dan ikhlas. Artinya pemberi sedekah dipastikan mempunyai sesuatu untuk disedekahkan dan tidak mungkin dia membwerikan apa yang tidak ia miliki.

Share:

Tuesday, December 29, 2015

Iman Kepada Qada dan Qadar

Rukun Iman yang keenam adalah iman kepada Qada dan Qadar. Maksudnya adalah umat muslim harus percaya adanya nasib baik dan nasib buruk. Semua hal yang terjadi di muka bumi adalah atas kehendak Allah. Iman pada kadar baik dan kadar buruk ini merupakan hal yang berguna untuk menyadarkan umat Islam sendiri.

Dalam menjalani kehidupan manusia mungkin ada mengalami kondisi baik atau kondisi buruk. Islam sudah memprediksi sebelumnya bahwa umat Islam akan mengalami hal tersebut dan untuk mengatasi agar jangan sampai terjadi hal tidak diinginkan, Islam telah mengatasinya dengan adanya rukun iman yang keenam ini. Maknanya adalah apabila seseorang mengalami sesuatu yang buruk dalam hidupnya, dia harus menyadari bahwa mungkin qada buruk sedang datang kepadanya.

Dalam Islam juga dikatakan bahwa Allah tidak akan pernah memberikan beban kepada umatnya apabila umat itu tidak mampu menerimanya. Dan berkaitan juga pernyataan bahwa pada setiap kesulitan pasti ada makna yang dibaliknya.

Share:

Iman Kepada Hari Kiamat

Rukun Iman yang kelima adalah iman kepada hari Kiamat. Artinya umat Islam percaya bahwa pada suatu saat nanti akan datang hari Kiamat. Hari Kiamat merupakan hari dimana seluruh yang dipermukaan bumi akan musnah. Tidak ada satu orang pun yang tahu kapan hari Kiamat itu tiba (hanya Allah yang mengetahuinya).

Hari Kiamat pasti datang. Wacana ilmiah pun telah menyatakan bahwa ada sebuah akhir alam semesta ini. Berbagai teori muncul, Big Rip, Big Crunch, Big Bounce, dan Big Freeze. Dalam ajaran sudah diberitahu dari dulu, berabad -abad yang lalu Islam sudah mengabarkan kepada umat muslim bahwa bumi ini akan hancur atau musnah yang disebut dengan Kiamat.

Kenapa umat muslim harus percaya pada hari Kiamat?
Karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan akan terjadinya hari Kiamat tersebut maka umat muslim harus percaya hal itu. Dengan percaya bahwa Kiamat pasti datang, maka umat muslim selalu berusaha untuk melakukan perbuatan baik dan tinggalkanlah perbuatan buruk. Dan apabila semua orang melakukannya maka hidup ini akan damai dan indah dijalani.

Share:

Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah

Rukun Iman yang keempat adalah iman kepada nabi dan rasul Allah. Maksudnya adalah umat Islam harus percaya bahwa ada dari beberapa manusia yang dijadikan oleh Allah sebagai utusan-Nya untuk menyampaikan wahyu atau firman Allah kepada umat manusia yang lain. Utusan Allah itu disebut nabi dan rasul Allah. Nabi Adam adalah nabi yang diutus Allah yang paling pertama di bumi ini dan Muhammad adalah nabi dan rasul Allah yang terakhir diutus di dunia ini. Umat Islam wajib mengetahui 25 orang nabi dan rasul Allah dari sekian banyak nabi yang ada.

Nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh umat agama Islam adalah sebagai berikut:
  1. Adam
  2. Idris
  3. Nuh
  4. Hud
  5. Shaleh
  6. Ibrahim
  7. Luth
  8. Ismail
  9. Ishaq
  10. Yaqub
  11. Yusuf
  12. Ayyub
  13. Syu'aib
  14. Musa
  15. Harun
  16. Zulkifli
  17. Dawud
  18. Sulayman
  19. Ilyas
  20. Al-Yasa
  21. Yunus
  22. Zakariyya
  23. Yahya
  24. Isa
  25. Muhammad
Itulah nama nabi dan rasul yang diutus oleh Allah dipermukaan bumi ini berdasarkan urutan masa hidupnya dan wajib dikethui oleh penganut agama Islam.

Share:

Cari Artikel Di Sini.

Advertice

loading...

Recent

Kitab AlHikam

WebAris.Id

Copyright © Irsyah Putra
Author by Healthy Life | Support by WebAris.Id